Para calo yang berjumlah sekira tiga sampai lima orang berdiri di tempat yang berjauhan namun masih di area yang sama, yaitu Terminal 1A. Mereka memantau beberapa penumpang yang baru mengetahui kebijakan tidak adanya penjualan tiket dan menyasar mereka yang tampak kebingungan dengan sistem pemesanan tiket via online.
Salah seorang calo yang mengaku biasa dipanggil sebagai Bang Bungsu dan beberapa temannya mengincar beberapa calon penumpang yang bisa menggunakan jasa mereka.
Seorang penumpang laki-laki dan perempuan terlihat kebingungan di depan komputer dekat konter informasi PT Angkasa Pura 2 di Terminal 1A. Mereka kaget saat mengetahui bahwa pemesanan tiket secara online hanya bisa 5 jam sebelum penerbangan. Sedangkan mereka ingin bisa berangkat cepat.
"Kalau sama kita, 2 jam sebelum sudah bisa. Cepat kok, bereslah sama kita," tutur Bang Bungsu kepada Kompas.com.
Bang Bungsu ini awalnya memperkenalkan diri sebagai orang dari travel agent yang biasa menawarkan tiket di Terminal 1A. Dia mengaku, bersama beberapa teman calo yang lain, kalau bisa memberikan alternatif pembelian tiket pesawat yang lebih cepat dan pasti.
Setelah melakukan negosiasi, akhirnya penumpang laki-laki dan perempuan itu memutuskan membeli tiket di Bang Bungsu. Tiket yang mereka beli adalah tiket ke Semarang, Jawa Tengah, untuk penerbangan jam 15.30 WIB. Untuk satu tiket, dikenakan harga Rp 750.000. Namun, ketika dicek langsung di website resmi beberapa maskapai penerbangan, harga rata-rata untuk penerbangan ke Semarang hari itu adalah Rp 500.000. Berarti, dengan membeli di calo, ada harga kurang lebih sejumlah Rp 200.000 yang harus dibayar.
Tidak lama kemudian, Bang Bungsu bersama teman-teman calonya kembali mendapatkan "pelanggan" mereka. Bang Bungsu dengan mudahnya mendekati para penumpang yang terbiasa membeli tiket secara go show karena kekurangan pembelian tiket secara online adalah harus menunggu agak lama untuk bisa berangkat.
Kebijakan setiap maskapai untuk reservasi online sendiri berbeda-beda. Di Lion Air, penumpang yang memesan tiket via online baru bisa terbang 5 jam setelah tiket dibeli. Sedangkan di Garuda Indonesia, dipatok waktu 4 jam sebelum untuk reservasi online.
Kebijakan meniadakan penjualan tiket di loket-loket maskapai ini merujuk kepada Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor HK 209/I/I/16/PHB.2014 tentang Peningkatan Pelayanan Publik di Bandara. Loket penjualan tiket yang ditutup akan berubah fungsi menjadi konter pelayanan pelanggan atau costumer service.
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan pernah menyebutkan bahwa kebijakan tersebut salah satunya bertujuan untuk menekan praktik calo. Jonan sudah terlalu banyak mendapatkan laporan masyarakat terkait calo tiket di bandara. Ia mengatakan bahwa industri penerbangan nasional harus mampu melakukan modernisasi penjualan tiket pesawat. Hal itu penting dilakukan untuk meminimalisir praktik percaloan di bandara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.