Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lebih Enak Ngitung Per Stasiun ketimbang Ngitung Jarak"

Kompas.com - 02/03/2015, 21:31 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah penumpang KRL Commuter Line mengeluhkan rencana pengubahan sistem penghitungan tarif yang baru. Menurut para penumpang, sistem baru penghitungan tarif berdasarkan jarak sangatlah merepotkan. Alasannya, penumpang tak bisa lagi menghitung sendiri tarif pada rute yang akan mereka lalui, seperti pada sistem penghitungan tarif berdasarkan jumlah stasiun.

Sebagai informasi, sistem penghitungan tarif berdasarkan jumlah stasiun adalah sistem yang berlaku saat ini.

"Ribet amat ya. Gimana cara ngitungnya coba. Lebih enak ngitung stasiun lah. Kalau jarak gimana caranya kita tahu," kata salah seorang penumpang, Adit (30), di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2015).

Adit merupakan warga Bekasi. Sehari-harinya, ia menggunakan KRL rute Bekasi-Jakarta Kota. Karyawan yang bekerja di salah satu kantor yang beralamat di Jalan Kebon Sirih secara rutin turun di Stasiun Gondangdia.

Dengan sistem tarif berdasarkan jumlah stasiun, biaya yang harus ia keluarkan untuk sekali naik KRL dari Bekasi ke Gondangdia adalah sebesar Rp 3.000. "Kalau sistem yang baru nanti enggak tahu bayar berapa. Jaraknya (Bekasi - Gondangdia) aja enggak tahu berapa. Belum lagi kalau naik rute yang beda," ujar dia.

Seperti dengan Adit, Drajad (42) juga mengeluhkan hal yang sama. Warga Depok yang sehari-harinya juga bekerja di kawasan Jalan Kebon Sirih ini mengaku sudah nyaman dengan tarif per kilometer.

Ia pun mengaku sudah hafal jumlah stasiun yang kerap dilaluinya. Sehari-harinya, Drajad rutin menggunakan KRL rute Bogor/Depok-Jakarta Kota. Ia rutin turun di Stasiun Gondangdia. Adapun biaya yang ia keluarkan untuk jarak Depok-Gondangdia adalah sebesar Rp 3.500.

"Bayarnya Rp 3500 karena lewat 14 stasiun. Ngitung stasiun lebih gampang. Kalau (berdasarkan) jarak ngitungnya gimana? Apalagi kalau naik di jalur yang jarak kita lewat," ujar dia.

Sebagai informasi, per 1 April mendatang PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) akan menerapkan penghitungan tarif baru yang menggunakan jarak. Pada 25 kilometer pertama, penumpang akan dikenakan tarif Rp 2.000, dan Rp 1.000 pada setiap 10 kilometer berikutnya.

Sistem ini akan menggantikan sistem penghitungan tarif berdasarkan stasiun. Pada sistem ini, penumpang dikenakan tarif Rp 2.000 pada lima stasiun pertama, dan Rp 500 pada setiap tiga stasiun berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com