Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelaskan Duduk Perkara Kisruh APBD, Kemendagri Undang DKI dan DPRD Hari Ini

Kompas.com - 03/03/2015, 07:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negeri bidang Keuangan Daerah akan mengundang pihak eksekutif (pejabat Pemprov DKI) dan legislatif (anggota DPRD DKI) untuk menyelesaikan permasalahan kisruh anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI, Selasa (3/3/2015) siang.

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah mengaku pihaknya diundang oleh Kemendagri. Namun, dia belum mengetahui apa agenda undangan tersebut.

Apabila agendanya membahas kekisruhan APBD DKI 2015, menurutnya Kemendagri akan menyetujui APBD yang telah dikirimkan Pemprov DKI. Sebab, APBD tersebut sudah disahkan dalam rapat paripurna dan sudah ditandatangani oleh Ketua DPRD termasuk rincian bahan rekomendasi dari komisi. 

"Sekarang menjadi permasalahan karena kegiatan yang diusulkan oleh DPRD tidak bisa diakomodir semua, apalagi muncul permasalahan ini kan di ujung. Lagipula sudah ada edaran dari Kemendagri, DPRD tingkat I dan II Kabupaten Kota tidak bisa masuk pada satuan ketiga, artinya mereka tidak bisa mengubah detail program," kata Saefullah, di Balai Kota, Senin (2/3/2015). 

Lebih lanjut, DKI telah menerapkan sistem e-budgeting sejak awal penyusunan anggaran atau saat menyusun kebijakan umum anggaran plafon prioritas anggaran sementara (KUA-PPAS). Gubernur dapat mengunci usulan kegiatan Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada APBD 2015 sebelum dan sesudah pembahasan dengan DPRD.

Artinya, hasil reses dan pembahasan kegiatan yang dilakukan anggota dewan dalam rapat kerja dan Badan Anggaran (Banggar) tidak dapat dimasukkan ke dalam RAPBD 2015.

Oleh karena itu, pihaknya bakal melayangkan surat kepada anggota DPRD untuk mengikuti seluruh kegiatan musyawarah rencana pembangunan (musrembang) di tingkat kelurahan, kecamatan, kota, hingga provinsi pada tahun 2016 mendatang. Sehingga anggota DPRD dapat memberi masukan usulan kegiatan pada musrembang tersebut.

"Hasil reses itu bisa dimasukan pada anggaran 2016, dunia belum kiamat juga, kok. Sistem e-budgeting ini kan alat untuk mencegah kegiatan siluman yang bukan usulan SKPD," ujar mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu. 

Ditemui terpisah, Wakil ketua Panitia Hak Angket Inggrad Joshua juga mengaku pihak legislatif mendapatkan undangan dari Kemendagri, Rabu ini. Ia memastikan pertemuan ini tidak akan mempengaruhi proses hak angket apalagi menyetujui APBD yang dikirim Pemprov DKI ke Kemendagri.

"Hak angket ini untuk membuka semua kebenaran terkait keaslian APBD yang dikirim Pemprov DKI ke Kemendagri, di dalamnya (angket) juga ada usulan mengenai etika dan moral (Basuki). Jadi kalau APBD dimediasi, hak angket tetap terus berjalan untuk menindaklanjuti usulan etika Ahok (Basuki)," kata Inggard.

Lebih lanjut, Inggard mengakui jika Dewan Pimpinan Pusat (DPP) meminta agar fraksi Nasdem di DPRD DKI menarik hak angket. Namun, sebagai anggota dewan yang memiliki hak angket, mantan anggota Partai Golkar itu tetap akan menggunakan hak angket untuk mengungkapkan kebenaran. Ia pun mengaku tidak takut dengan pelaporan Basuki terhadap anggota dewan atas dugaan temuan anggaran siluman pada APBD tahun 2012-2015.

"Kalau oknum DPRD yang salah, ya penjarakan. Jangan menyamaratakan semua anggota seperti yang dikatakan Ahok dong," kata Inggard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com