Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PNS DKI: Pak Ahok, "I Stand With You To Wherever It Ends"

Kompas.com - 03/03/2015, 18:57 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Selasa (3/3/2015) sore, enam pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta mendatangi Balai Kota untuk menemui Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Mereka membawa sebuah pigura berisi kalimat-kalimat penyemangat kepada pria yang akrab disapa Ahok itu.

Tersenyum lebar, Basuki menerima kehadiran mereka. Basuki menyalami satu per satu PNS angkatan 2010 itu. Setelah bersalaman dan berfoto bersama, Basuki meminta maaf kepada para pegawai muda tersebut karena hingga Selasa ini, tunjangan kinerja daerah (TKD) statis masih belum dapat dicairkan. 

"Maaf ya TKD-nya belum cair. Tetapi, saya usahakan masalah ini cepat selesai dan APBD juga bisa cair. Tadi saya sudah teken SK Gubernur biar 50 persen TKD bisa cair," kata Basuki yang menemui keenam PNS itu di ruang tamu Balai Kota.

Setelah berbincang selama sekitar 15 menit, mereka berpamitan kepada Basuki. Satu per satu PNS menyalami sambil menyemangati Basuki.

"Terus berjuang ya, Pak, tetap semangat," kata salah seorang pegawai.

"Seperti tulisan di pigura itu, Pak. I stand with you to wherever it ends," kata pegawai lainnya.

Mendengar itu, Basuki tersenyum. 

Salah seorang PNS DKI yang memberi dukungan, Faqieh Insani, mengatakan, sikapnya bersama lima teman lainnya sebagai bentuk dukungan moral kepada Basuki.

Menurut dia, tak sedikit teman-temannya sesama pegawai yang mendukung langkah Basuki untuk mengungkap dugaan penyusupan anggaran siluman pada APBD DKI 2015.

Faqieh berharap Basuki bisa kuat menghadapi semua permasalahan, khususnya dalam hal adanya mafia anggaran. "Kami dengan Bapak itu ibarat guru dengan murid, tidak ada politisasi dan upaya cari muka ke Bapak. Ini gerakan sukarela untuk Bapak dan insya Allah Bapak diberi kemudahan menyelesaikan semua masalah ini," kata staf Kelurahan Pal Meriam, Jakarta Timur, itu. 

Dukungan moral ini, kata dia, sangat berguna bagi Basuki. Sebab, posisi Basuki yang non-partai ini membuat ia mendapat banyak serangan dari partai politik di DPRD DKI.

Di angkatan 2010 sendiri, terdapat 2.000 PNS DKI. Sebanyak 60 persen pegawai mendukung langkah Basuki untuk terus memberantas mafia anggaran, sementara 40 persen pegawai sisanya enggan mengambil sikap karena permasalahan TKD yang tak kunjung cair selama dua bulan.

"Kalau lihat, Bapak itu kan bergerak sendiri, sekarang independen tanpa partai. Kalau bukan kami yang PNS DKI, siapa lagi yang mau berdiri di belakang Bapak," kata Faqieh. 

Selain Faqieh, PNS DKI lain yang datang memberi dukungan kepada Basuki adalah Rendy, pegawai Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Cipinang Besar Selatan, Mario dari PTSP Jembatan Lima, Gabriel dari PTSP Sungai Bambu, dan lainnya.

Terkait TKD statis PNS DKI yang belum cair selama dua bulan ini akibat kisruh APBD, Faqieh dan teman-teman mengaku dapat memakluminya. Sebab, lanjut dia, sikap yang ditunjukkan Basuki saat ini ialah untuk kepentingan bersama.

"Kami berpikir, bagaimana kalau kami berada di posisi atasan seperti Bapak, jangkauannya lebih besar dan harus menyelamatkan uang rakyat. Kami sendiri harus mengesampingkan ego dan berpikir lebih luas," kata Faqieh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com