Percakapan via WhatsApp itu pun diberitakan pada salah satu media online. Wakil Ketua DPRD DKI Muhammad Taufik menyebut hal itu merupakan cara membela yang jahat.
"Bolehlah membela membabi buta, tapi jangan dengan cara yang jahat," ujar Taufik, Selasa (3/3/2015).
Percakapan melalui WhatsApp yang dimaksud Taufik diawali oleh masuknya pesan dari orang yang disebut sebagai Lulung.
"Ini begimane ceritanye sih? Kok si gila udeh lapor KPK aje bos? Bisa gawat nih kita."
Kemudian orang yang diduga Taufik membalasnya, "Iya ji, makanya ane kan udeh bilang sm ente, kita ancem dulu aja dia, bukan langsung angket aja kyk gini. ngamuk dia jadinya."
Atas percakapan itu, Taufik mengatakan bahwa Lulung tidak pernah memanggil dia dengan sebutan 'bos', tetapi dengan sebutan 'abang' saja. Dia juga mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan Lulung via WhatsApp.
Taufik merasa cukup komunikasi karena bertemu dengan Lulung tiap hari. Komunikasi melalui ponsel yang mereka lakukan biasanya terjadi di BlackBerry Messenger atau telepon.
Ikut mengomentari hal tersebut, Lulung juga mengatakan tidak pernah berkomunikasi dengan Taufik melalui WhatsApp. Lulung mengaku sebagai orang "jadul" yang baru mengenal aplikasi WhatsApp dua minggu lalu.
Menurut Lulung, orang yang memiliki nomor WhatsApp miliknya begitu terbatas, yaitu sekitar 20 orang. "Saya orangnya jadul, baru belajar WhatsApp dua minggu. Itu isinya perempuan semua lagi, perempuannya ibu-ibu pengajian," ujar Lulung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.