Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Dinas Pendidikan Paling Rawan

Kompas.com - 04/03/2015, 14:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Forum Indonesia untuk Transparansi dan Anggaran menilai, pos anggaran APBD yang paling rawan digelembungkan adalah anggaran Dinas Pendidikan.

Koordinator Advokasi dan Investigasi Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi dan Anggaran (Fitra) Apung Widadi, Selasa (3/3) siang, menjelaskan, pada APBD 2015, Pemprov DKI diketahui mengajukan anggaran Dinas Pendidikan (Disdik) sekitar Rp 3 triliun. Dalam draf versi DPRD, anggaran Disdik ini menjadi Rp 8,1 triliun.

Menurut Apung, dana siluman juga muncul dalam satuan kerja perangkat daerah lainnya. "Namun, jumlahnya di bawah Rp 1 triliun, atau tidak sebanyak dana siluman yang muncul dalam anggaran Disdik," ujarnya.

Apung menambahkan, anggaran Disdik paling rawan digelembungkan karena memiliki porsi paling besar dalam alokasi APBD, yakni sebesar 20 persen. Komponen anggaran berupa pengadaan barang macam printer, scanner, dan alat catu daya listrik cadangan (UPS) bahkan sudah muncul dalam APBD 2013 dan 2014.

"Hal itu mengindikasikan praktik penyelewengan anggaran sudah terjadi sejak lama," ujar Apung. Sekretaris Jenderal Fitra Yeni Sucipto mengatakan, uji publik diperlukan untuk meninjau dugaan dana siluman yang muncul dalam APBD 2015.

Selasa malam, sejumlah pakar hukum menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota Jakarta. Salah satu tokoh yang hadir, Zainal Arifin Mochtar, menilai, langkah Basuki memotong usulan anggaran Rp 12,1 triliun dalam draf APBD tahun 2015 sebagai langkah yang benar.

"Substansinya adalah mengamankan keuangan daerah dari kebocoran. Jika DPRD (DKI Jakarta) merasa versinya benar, tinggal buktikan saja, toh, ada putusan Mahkamah Konstitusi yang melarang anggota legislatif membahas anggaran hingga satuan ketiga (level teknis)," kata Zainal, yang juga pakar hukum Universitas Gadjah Mada itu.

Selain Zainal, hadir pula pakar hukum tata negara Refly Harun, Saldi Isra, dan Denny Indrayana. Pertemuan berlangsung tertutup pada pukul 17.00-20.30. Refly, Saldi, dan Denny enggan berkomentar terkait isi pertemuan tersebut.

Zainal menambahkan, kisruh pembahasan anggaran seperti yang terjadi di Jakarta ini harus segera diselesaikan.

Kisruh APBD DKI Jakarta menyebabkan pelayanan publik terancam lumpuh. Anggaran Kartu Jakarta Sehat 2015 sebesar Rp 1,3 triliun dan Kartu Jakarta Pintar sebesar Rp 2,2 triliun diperkirakan terlambat cair sehingga menghambat pelayanan publik. Percepatan pembangunan gedung-gedung sekolah juga dikhawatirkan sulit dilakukan.

Mencairkan tunjangan

Adapun Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menambahkan, saat ini pihaknya fokus mencairkan sebagian tunjangan kinerja daerah (TKD) yang belum diterima pegawai negeri sipil. Dana itu diambilkan dari anggaran mendahului sesuai Peraturan Gubernur Nomor 211 tentang Pengeluaran Daerah Mendahului Penetapan APBD 2015.

"Gaji pegawai sudah dialokasikan untuk satu tahun. TKD bulan Januari dibayarkan 50 persen dulu agar pegawai tidak kesulitan membiayai hidup sehari-hari," katanya.

Di tempat terpisah, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi meminta dinamika politik di DPRD DKI tidak sampai mengarah kepada pemakzulan Gubernur DKI. Pasalnya, jika itu terjadi, akan mengganggu jalannya pemerintahan DKI.

"Saya memberi dukungan moril kepada Gubernur DKI Jakarta supaya tetap bisa menjalankan pemerintahan dan pelayanan publik dengan baik," ujarnya.

Meski demikian, di sisi lain Yuddy meminta Basuki untuk lebih simpatik dan tidak emosional dalam memberikan pernyataan. "Gaya komunikasi harus diperbaiki. Namun, jangan sampai karena tidak suka dengan gaya komunikasi ini, lalu ada yang berpikir untuk memakzulkan dia," katanya. (MKN/DNA/FRO/APA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com