Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Malam Ke-15 Tahun Baru China

Kompas.com - 05/03/2015, 16:08 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Suara gelak tawa terdengar dari dalam vihara. Lima orang pria tampak sedang duduk santai sambil bercengkrama di halaman vihara. Tak ketinggalan, satu teko teh dan seporsi sukun goreng menemani perbincangan mereka. Sesekali mereka menyapa umat yang datang untuk bersembahyang di Vihara Amurva Bhumi, Setiabudi, Jakarta Selatan.

"Hari ini Cap Go Meh. Perayaannya sudah tadi malam tapi masih ada umat yang datang sembahyang," ujar Ko Eng, Wakil Ketua Yayasan Amurva Bhumi, Kamis, (5/3/2015).

Cap Go Meh merupakan perayaan yang termasuk dalam rangkaian tahun baru China atau Imlek. Secara harafiah, Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkian yang berarti malam ke-15. "Meh itu artinya malam. Cap go itu artinya lima belas. Jadi malam ke-15," jelas Rio, salah satu pengurus Yayasan Amurva Bhumi.

Rio menuturkan, ada banyak versi tentang kisah asal usul Cap Go Meh. Di luar negeri, perayaan imi sendiri diketahui sebagai festival lentera. "Kalau cerita sih ada banyak versi dari zaman kaisar China dulu. Ada kaisar yang baik, dia ngerayain, dan menyuruh orang pasang lentera biar meriah," tutur Rio.

Ada tiga versi cerita asal usul Cap Go Meh yang diketahui Rio. Versi pertama, Cap Go Meh bermula pada zaman Dinasti Zhou (770-256 SM). Ketika itu, setiap tanggal 15 malam bulan pertama Imlek, para petani memasang lampion di sekeliling ladang untuk menakuti binatang perusak tanaman.


Berbeda dengan versi pertama, pada versi kedua diceritakan bahwa Cap Go Meh berasal dari masa Dinasti Han Barat (180 SM). Kaisar Han Wu Di yang berkuasa naik tahta pada tanggal 15 bulan pertama. Tanggal tersebut sekaligus dikenal sebagai hari raya lampion sehingga kaisar memiliki kebiasaan merayakannya bersama istri dan rakyatnya.

Cap Go Meh juga dipercayai cikal bakal hari penghormatan kepada Dewa Thai-yi oleh Dinasti Xie Han (206 SM - 221 M). Penghormatan tersebut dilakukan setiap tahun pada tanggal 15 bulan pertama dan dirayakan secara tertutup bagi kalangan istana.

Hari Terakhir

Sebagai perayaan yang dirayakan pada hari kelimabelas setelah Imlek, Cap Go Meh merupakan hari terakhir bagi warga etnis Tionghoa untuk memberi ucapan selamat tahun baru kepada keluarga mereka.

Meskipun demikian, bukan berarti warga etnis Tionghoa tidak lagi membagikan angpao pada keluarga mereka. Menurut Rio, pada perayaan Cap Go Meh pun terkadang masih ada tradisi berbagi angpao.

"Ya kalau ada yang mau bagi angpao sih bagi aja tapi itu biasanya yang enggak sempat ketemu keluarganya waktu Imlek kemarin," ungkap Rio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com