Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 6 Menit Terakhir di Mediasi Ahok-DPRD yang Berujung Ricuh

Kompas.com - 05/03/2015, 16:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat mediasi klarifikasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015 berlangsung ricuh. Dalam rekaman video yang didapat Kompas.com dari Humas Pemprov DKI Jakarta, kericuhan terjadi saat rapat akan berakhir.

Sebagai pimpinan rapat, Sekjen Kemendagri Yuswandi A Tumenggung memberi kesempatan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk menyampaikan sambutan penutup. Dalam sambutan penutupnya, Basuki menegaskan, pihaknya tidak mendiskriminasi usulan DPRD DKI Jakarta. 

"Saya perlu katakan sekali lagi, saya tidak mendiskriminasi (DPRD) dan meminta SKPD mengawasi pembahasan. Yang saya minta, (SKPD) jangan meng-input (program) yang bukan hasil pembahasan. Saya mau tanya kepada beliau (pejabat SKPD) ini, (usulan siluman) ini sesuai pembahasan atau tidak. Coba tolong angkat tangan," kata Basuki kepada ratusan pejabat SKPD yang memenuhi ruang rapat Sasana Bhakti Praja, Kemendagri, Kamis (5/3/2015). 

Saat pertanyaan belum dijawab para pejabat SKPD, Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana menyela pembicaraan Basuki. Dia merasa tidak terima dengan tindakan Basuki untuk "menekan" lurah dan camat memotong usulan program serta menandatangani sebuah surat pernyataan. 

"Ini kan setelah Bapak kumpulin (lurah dan camat) kemarin. Bapak bilang ke mereka, mana anggaran hasil pembahasan dan sesuai peraturan atau tidak," kata pria yang akrab disapa Lulung itu.

Pernyataan Lulung ini membuat suasana di dalam ruang rapat semakin tidak kondusif. Para anggota Dewan berteriak dengan kata kasar dan ada pula yang berdiri maupun menyalakan mikrofon untuk interupsi.

Tak tahan dengan kondisi itu, Basuki kembali mengambil alih acara. Dengan nada suara yang tinggi dan mukanya yang memerah, ia menunjuk Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi untuk menjawab pertanyaannya. 

"Wali Kota Jakarta Barat, apakah Anda membahas UPS Rp 4,2 miliar per kelurahan di Jakarta Barat? Jawab!" kata Basuki dengan nada tinggi. 

Anas yang sempat disorot kamera itu masih duduk dan terlihat sedang asyik mengunyah makanan. Belum sempat Anas berdiri dan menyampaikan pernyataannya, anggota Dewan satu per satu menyuarakan protes dan berdiri menolak keras instruksi Basuki kepada Anas.

Anggota DPRD yang terlihat tidak terima dengan sikap Basuki itu ialah anggota Fraksi Gerindra Mohamad Sanusi, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tubagus Arif, dan anggota fraksi Partai Demokrat Taufiqurrahman.

Mereka berteriak dan meminta Basuki lebih sopan dalam menyampaikan pandangannya. "Pak Gubernur, jangan teriak-teriak kayak preman," kata salah seorang anggota Dewan. 

Melihat suasana yang tidak kondusif, Yuswandi mengambil alih rapat itu kembali. Ia memutuskan rapat segera ditutup. "Saya mohon kita semua rapat dengan tertib. Saya nyatakan proses evaluasi ditutup. Saya kira kami sudah cukup dengan materi yang Bapak Ibu sampaikan. Jadi, terima kasih Pak Gubernur, Pak Wagub, pimpinan DPRD, dan pejabat SKPD. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih," kata Yuswandi menutup rapat.

Setelah rapat usai, terlihat Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri Doddy Riyadmadji membawa beberapa personel pengamanan Kemendagri untuk mengamankan Basuki. Sementara itu, suasana di dalam ruang rapat masih ricuh dan anggota Dewan masih terus berteriak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com