Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-kebakaran, Kelenteng Petak Sembilan Tak Rayakan Cap Go Meh

Kompas.com - 05/03/2015, 17:00 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak seputar tahun baru Imlek hingga 15 hari setelahnya yang disebut Cap Go Meh, biasanya warga bisa melihat berbagai pertunjukan barongsai di setiap wihara. Kemeriahan dan kebahagian akan lebih diterasa dengan kehadiran pesta kembang api di malam harinya.

Namun, kemeriahan tersebut tak terlihat di Wihara Dharma Bhakti atau yang lebih dikenal Wihara Petak Sembilan. Untuk Cap Go Meh kali ini, wihara tertua di Jakarta itu tak menggelar kegaiatan apapun.

Hal itu dikarenakan wihara yang terletak di jalan Kemenangan Raya RT 02/02 Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat baru saja mengalami musibah kebakaran.

Meski tak mengadakan kegiatan, Wihara Petak Sembilan tetap ramai dikunjungi warga Tionghoa. Kebanyakan dari mereka sengaja datang untuk beribadah.

Dalam pantauan Kompas.com beberapa warga tampak sembahyang di depan sisa-sisa bangunan yang terbakar.

Mereka duduk sembari merapatkan kedua telapak tangannya. Sedangkan mulutnya berkomat-kamit, memanjatkan berbagai doa. Beberapa umat lainnya datang dengan membawa sebuket bunga krisan berwarna merah yang dipadu dengan sedap malam.

Tak ketinggalan, beberapa buah, seperti belimbung, jeruk dan apel pun ia bawa. Kemudian, mereka meletakkan bunga dan buah tersebut di samping patung Dewi Kwan Im yang berhasil diselamatkan.

Salah satu umat Tionghoa, Mariana mengaku tak mengadakan kegiatan apapun di Cap Go Meh tahun ini.

"Saya datang hanya untuk berdoa. Apalagi pasca klenteng ini kebakaran. Rasanya enggak pantas untuk hura-hura," kata Mariana.

Mariana mengaku mengisi Cap Go Meh tahun ini dengan berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhannya, introspeksi serta saling berbagi kepada umat lain.

Sementara itu, Jaya salah satu pemuka agama Khonghucu Petak Sembilan mengatakan, tak sebaiknya merayakan Cap Go Meh dengan hura-hura karena esensi dari perayaan tersebut adalah mendekatkan diri ke pada Dewa.

"Cap Go Meh adalah momen mengucap syukur kepada para Dewa atas berkah yang diberikan ke pada kita," ujar Jaya saat ditemui di pelataran Petak Sembilan.

Jaya berdoa agar tahun Kambing Kayu ini kehidupan antar umat beragama semakin terjalin dengan baik, manusia diberi kemakmuran dan kesejahteraan. Tak hanya itu, ia pun berharap agar Klenteng Petak Sembilan bisa dibangun kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com