Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Transjakarta Terbakar, Kepercayaan Pengguna Tergerus

Kompas.com - 09/03/2015, 16:01 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Kebakaran kembali terjadi pada bus transjakarta. Kali ini, bus gandeng merek Zhong Tong jurusan Pinang Ranti-Pluit terbakar di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (8/3/2015). Meski tidak ada korban, kejadian ini menggerus kepercayaan pengguna pada moda transportasi massal itu.

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi Darmaningtyas mengaku khawatir naik bus transjakarta setelah beberapa kasus kebakaran bus itu yang terjadi satu tahun terakhir. ”Sehari- hari, saya pakai bus transjakarta. Namun karena kebakaran bus berulang, timbul rasa takut,” ucapnya.

Dia meminta pihak berwenang memastikan penyebab teknis kebakaran bus, dan mengatasi persoalan itu. Peningkatan pemahaman tentang bus juga penting dimiliki para teknisi.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta ANS Kosasih mengatakan, bagian bus yang terbakar ada di sebelah kanan mesin. Dugaan awal, kebakaran bukan karena hubungan pendek arus listrik.

Selama ini belum ada keluhan terhadap bus merek Zhong Tong. ”Kami cross-check dengan operator yang memakai bus dengan merek yang sama agar kami tahu kelemahan merek ini,” katanya.

Masih dalam garansi

Bus bernomor badan TJ0182 itu dibeli oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun 2013. Bus beroperasi di semester II-2014, dan kini masih dalam masa garansi Zhong Tong. Tanggal 9 Februari lalu, bus ini sempat terendam banjir di kawasan Grogol.

Setelah itu, lanjut Kosasih, bus ditarik dan diperbaiki oleh APM Zhong Tong. Bus dijalankan kembali 6 Maret lalu setelah kondisinya dinyatakan baik oleh agen pemegang merek (APM).

Kepala Subdirektorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hindarsono mengatakan, kebakaran diduga akibat terjadi hubungan arus pendek di bagian mesin.

Menurut Hindarsono, karena kasus itu bukan diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas, pihaknya tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut atas kasus tersebut. Penanganannya diserahkan kepada pengelola bus. Polisi hanya membantu menderek bus tersebut ke pul PT Transjakarta di Pinang Ranti, Jakarta Timur.

Hingga Minggu malam, Hindarsono belum menerima laporan pihak-pihak yang dirugikan atau menjadi korban akibat kebakaran tersebut. ”Saya tidak atau belum dapat laporan adanya penumpang yang jadi korban akibat kebakaran itu,” katanya.

Direktur Eksekutif Masyarakat Transportasi Indonesia Deddy Herlambang berpendapat, spesifikasi bus yang akan dibeli harus dibuka ke publik, termasuk harga dan standar keselamatan.

”Dengan harga yang dipatok pemda (pemerintah daerah) atau operator, bagaimana kualitas keselamatan bus itu? Apakah standar keselamatan bus sudah sesuai dengan standar internasional, ataukah standarnya diturunkan agar harga bus bisa memenuhi pagu anggaran?” katanya.

Sebelum kebakaran bus transjakarta kemarin, ada dua kejadian serupa dalam satu tahun terakhir. Pada 28 Agustus 2014, bus transjakarta jurusan Kalideres- Blok M terbakar di Halte Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada 8 April 2014, bus transjakarta Koridor IV Pulogadung-Dukuh Atas terbakar di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan. (RTS/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Megapolitan
Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Megapolitan
DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilege' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilege" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com