Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Parpol Tarik Hak Angket demi Pertahankan Citra di Masyarakat

Kompas.com - 11/03/2015, 08:56 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerhati politik, Sebastian Salang, berpendapat bahwa partai politik yang memutuskan menarik diri dari panitia hak angket DPRD DKI karena tidak ingin hal itu berimbas buruk terhadap citra partai. Parpol tahu bahwa penggunaan hak angket itu justru bisa menjadi bumerang. Lagi pula, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersikukuh ingin menggunakan kesempatan itu untuk membongkar siapa dalang di balik kemunculan anggaran siluman dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2015.

"Parpol lihat kalau konflik diperpanjang, maka citra parpol di masyarakat yang akan makin hancur. Disadari oleh parpol, (konflik) sangat merugikan mereka," kata Sebastian kepada Kompas.com, Rabu (11/3/2015) pagi.

Sebastian menjelaskan, jika hak angket DPRD DKI kepada Basuki atau Ahok diteruskan, maka akan menimbulkan sebuah kondisi yang disebut sebagai kegaduhan politik. Dalam kegaduhan politik itu, ketika situasi mulai makin panas, yang mungkin terjadi adalah upaya bongkar-bongkaran masalah di kedua kubu.

Sebastian menengarai partai politik memutuskan mundur dari tim angket DPRD DKI untuk menghindari upaya bongkar masalah tersebut. Menurut dia, partai politik sudah memperhitungkan untung-ruginya jika tetap terlibat dalam kepanitiaan hak angket tersebut.

"Kalau bongkar-bongkaran, maka mungkin saja semua itu terbuka bahwa semuanya terlibat. Bisa juga dari pihak pemerintah (terlibat). Hitung-hitungannya parpol lebih banyak mudarat daripada manfaat dari sudut pandang politik," kata Sebastian.

Sebastian menilai publik sebetulnya lebih menginginkan agar munculnya anggaran siluman ini bisa diungkap. Dengan begitu, publik dapat semakin jelas siapa saja yang terlibat, yang mengusulkan anggaran siluman. "Saya kira Ahok punya kepentingan yang sama dengan publik soal itu," jelas Sebastian.

Sejauh ini sudah ada tiga Dewan Pimpinan Pusat partai yang menginstruksikan kepada fraksinya di DPRD DKI Jakarta untuk mencabut dukungan terhadap hak angket. Partai itu adalah Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Golkar yang dipimpin Agung Laksono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com