Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, Subejo mengatakan, jumlah kerugian material tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 lalu, kerugian kebakaran hingga April mencapai Rp 51,66 miliar.
"Sementara untuk tahun ini, hingga pekan kedua Maret jumlah kerugian sudah mencapai angka Rp 55,6 miliar," kata Subejo, saat ditemui di kantornya, di Jalan Zainul Arifin Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2015).
Wilayah yang paling banyak terjadi kebakaran selama hampir dua setengah bulan terakhir ini di Jakarta Barat, dengan total kejadian sebanyak 43 kasus.
Kemudian disusul Jakarta Selatan dengan 42 kasus, Jakarta Timur 34 kasus, Jakarta Pusat 33 kasus, dan Jakarta Utara 30 kasus.
Sementara belum ada kebakaran yang terjadi di Kepulauan Seribu. Adapun penyebab utama kebakaran hingga pekan kedua Maret ini karena hubungan arus listrik pendek atau korsleting.
Dari total jumlah kasus kebakaran tersebut, sebanyak 142 kasus terjadi akibat arus pendek. "Selebihnya kebakaran terjadi karena faktor lain, seperti kompor meledak ada 10 kasus, 4 kasus karena rokok di dalam rumah, dan faktor lain-lain ada 26 kejadian," kata Subejo.
Sebagai langkah antisipatif, ia mengimbau warga Jakarta lebih waspada, khususnya dalam penggunaan kabel listrik dan tidak menumpuk steker listrik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.