Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduk Zaman Jokowi Mangkrak, Warga Semakin Sering Kebanjiran

Kompas.com - 12/03/2015, 12:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pembuatan Waduk Rambutan yang berlokasi di Jalan Bungur, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, berujung mangkrak. Waduk yang digagas sejak zaman Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebelum menjadi presiden RI ini justru menyebabkan banjir.

Sebelum menjadi tempat penampungan air seperti saat ini, waduk yang berlokasi di RW 06, Kelurahan Rambutan, tersebut merupakan sawah dan rawa. Lahan basah itu berdampingan dengan Kali Cipinang yang jadi sumber airnya.

Sekitar Desember 2013, Pemprov DKI Jakarta melakukan pengerukan dan pembebasan lahan untuk membuatan Waduk Rambutan. Sawah diuruk dan dijadikan waduk sebagai tempat penampungan air seperti saat ini.

Tetapi, baru berjalan 30 persen dari pengerjaan keseluruhan, proyek tersebut terhenti sekitar awal 2014. Dampaknya adalah banjir menjadi semakin parah. Wilayah RW 06 seperti daerah RT 09, 10, 13, 17, dan RT 19 merupakan daerah langganan banjir.

Sebelum jadi waduk, daerah tersebut sudah kerap kebanjiran. Ditambah waduk tersebut mangkrak, warga mengeluhkan banjir semakin menjadi.

Marwiyah (65), warga RT 19 RW 06 ini mengatakan, air Kali Cipinang kerap meluap lebih cepat sejak waduk tersebut mangkrak. "Dulu hujan mesti berjam-jam baru air naik. Sekarang hujan sebentar air sudah naik," kata Marwiyah, saat ditemui di sekitar waduk tersebut, Kamis (12/3/2015).

Ia memperkirakan, posisi waduk yang lebih tinggi membuat aliran air dari Kali Cipinang sekarang larinya ke warga, bukan ke waduk. Akibatnya, tempat tinggalnya yang berlokasi dekat dengan Taman Waru itu menjadi kebanjiran.

"Bisa satu meter lebih. Di Taman Waru situ airnya bisa sepagar taman," ujar Marwiyah. Senada dengan Marwiyah, Tari (33), warga RT 19 RW 06 ini merasa banjir semakin menjadi karena proyek waduk yang mangkrak.

Wanita yang tinggal tak jauh dari aliran Kali Cipinang itu mengatakan, jika waduk tersebut cepat diselesaikan mungkin banjir tak akan separah saat ini.

"Saya rasa kalau sudah jadi waduknya, mungkin sudah enggak, karena airnya masuk ke sana semua," ujar Tari.

Maskana (40), warga RT 13 RW 06 mengatakan hal senada. Meski daerah tersebut langganan banjir, tetapi, sejak ada waduk wilayahnya justru semakin sering kebanjiran.

"Ini kan dibangun waktu Jokowi masih Gubernur, habis itu berhenti enggak ada kelanjutan. Sekarang makin cepet banjirnya. Hujan semalaman aja air makin tinggi," ujar Maskana.

Ketua RW 06 Sumanta mengamini warganya kerap kebanjiran karena adanya proyek waduk tersebut. Terlebih saat ini kondisi pembangunannya mangkrak.

"Karena gini, posisi warga saya itu di RT 09 dan 10 itu kan miring tanahnya, jadi air dari saluran warga itu kalau waduk penuh justru tertahan," ujar Sumanta.

Sebelum ada waduk, lanjutnya, air dari warga biasanya mengalir bebas melalui Kali Cipinang tanpa tertahan.

Sementara untuk wilayah dekat Taman Waru, Sumanta mengatakan kawasan itu memang dataran rendah. Akibatnya, mudah tergenang oleh banjir dari luapan Kali Cipinang.

Diharapkannya, setelah waduk selesai, banjir di kawasan itu bisa berkurang. Sebab, kata dia, tak hanya Waduk Rambutan, pemerintah juga berencana membangun Waduk Rambutan 1, yang luasnya 5,6 hektare dan lokasinya bersebelahan.

"Tetapi di sana itu belum ada pengerjaan. Pembebasannya belum rampung. Masih sawah-sawah dan pemukiman warga," ujar Sumanta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com