JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai 1 April 2015, jasa transportasi kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek atau Commuter Line menetapkan tarif progresif baru. Skema tarif itu diubah dengan berpatok pada jarak tempuh, bukan lagi pada jumlah stasiun.
Sebelumnya, tarif KRL dipatok Rp 2.000 per lima stasiun pertama dan tambahan Rp 500 untuk setiap tiga stasiun berikutnya yang dilewati penumpang. Meski tarif berubah, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter Jabodetabek mengklaim subsidi pemerintah untuk tarif KRL tetap sama, yaitu Rp 3.000 untuk masing-masing penumpang.
"PSO (public service obligation/subsidi) pemerintah tetap sama, dapet potongan tiga ribu rupiah tiap penumpang. Seharusnya kalau tanpa PSO, tarif KRL buat 25 kilometer pertama itu sebesar lima ribu rupiah. Dengan PSO, cuma bayar dua ribu," kata Eva Chaerunisa, Manajer Komunikasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter Jabodetabek, Kamis (12/3/2015).
Seperti yang diterangkan Eva, dalam tarif progresif baru nanti penumpang yang menempuh jarak 25 kilometer pertama akan membayar sebesar Rp 2000 dan untuk setiap 10 kilometer berikutnya akan dikenai tambahan Rp 1000. Eva melanjutkan, tarif baru itu juga akan lebih efektif karena rute-rute di Jabodetabek memiliki jarak yang relatif sama panjangnya.
"Dengan skema baru ini, ada beberapa rute yang tarifnya malah turun," ujar Eva.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.