Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Itu Nyinggung Haji Lulung, Enggak Usah Kebakaran Jenggot"

Kompas.com - 13/03/2015, 15:43 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Cyrus Network menanggapi santai tudingan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana (Lulung) bahwa survei mereka merupakan pesanan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Direktur Analisa Politik Cyrus Network, Hafizul Mizan, mengatakan hasil survei itu meruapan bagian dari konformasi terhadap opini masyarakat.

"Sekarang ini masyarakat enggak punya power lagi selain lewat media sosial dan lembaga survei. Jadi ini salah satunya," kata Hafizul, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/3/2015).

Dia menganggap tuduhan itu bagian dari kepanikan Lulung terhadap hasil survei yang dirilis Kamis (12/3/2015). [Baca: Lulung Tuding Ahok Bayar Lembaga Survei]

"Hasil survei itu, yang bikin Lulung kebakaran jenggot adalah afirmasi dari pendapat di masyarakat. Kami sih tidak peduli tuduhannya," kata Hafizul.

Hafizul menambahkan Cyrus Network bekerja secara profesional. Hal ini dibuktikan dari hasil audit Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).

Atas tuduhan Lulung, Hafizul mengatakan Lulung dan anggota legislatif masih tetap bisa berjalan tanpa harus menghiraukan aspirasi masyarakat. "Kalau itu nyinggung Haji Lulung, enggak usah kebakaran jenggotlah. Lulung dan anggota DPRD lainnya masih bisa berjalan kok tanpa aspirasi masyrakat," kata Hafizul.

Dia malah melontarkan candaan terhadap Haji Lulung terkait tuduhan survei bayaran dari Ahok. "Kalau ini survei bayaran, kan Haji Lulung tahu, kenapa enggak pakai survei lain lagi?" kelakar dia.

Selain itu, Hafizul menyerahkan penilaian masyarakat terhadap tuduhan Lulung. "Terkait benar atau tidaknya, biar masyarakat yang menilai ini bayaran atau tidak," pungkas dia.

Seperti diberitakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Cyrus Network, sebanyak 54,8 persen warga merasa tidak terwakili oleh DPRD, 24,8 persen biasa saja, 9,7 persen terwakili, dan 10,7 persen tidak tahu. [Baca: Mayoritas Warga Jakarta Merasa Tidak Diwakili DPRD DKI]

Hasil survei itu juga menunjukkan popularitas Ahok jauh melampau Lulung meskipun tagar #SaveHajiLulung sempat menjadi trending topic di Twitter. Tingkat popularitas Lulung hanya berkisar 26,8 persen dengan tingkat kesukaan masyarakat sebesar 12,3 persen. [Baca: Lulung "Ngehits" di Twitter, Ahok Tetap Lebih Populer]

"Sementara itu, popularitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebesar 95 persen dengan tingkat kesukaan 66,6 persen," kata Hafizul Mizan, Kamis siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com