Selain mengamankan preman, Operasi Cipta Kondisi ini juga bertujuan untuk mengamankan pengamen yang meminta uang dengan memaksa. Deddy mengatakan, pengamen-pengamen itu biasanya berpenampilan layaknya anak punk yang kerap meresahkan penumpang.
Dalam operasi ini, petugas yang berjumlah 25 orang itu dibagi menjadi dua kelompok. Ada yang menyisir bus, kopaja dan metromini, ada pula yang merazia kendaraan bermotor. Operasi kendaraan bermotor itu dilakukan terkait maraknya pencurian kendaraan bermotor akhir-akhir ini.
Dalam Operasi Cipta Kondisi kali ini, pengendara yang dirazia hanya pengendara yang tidak dapat menunjukan Surat Tanda Nomer Kendaraan (STNK) saja. "Kalau dia nggak punya SIM, tapi punya STNK kami lepaskan. Yang penting bisa menunjukan STNK," kata Deddy.
Deddy berharap operasi yang rutin digelar seminggu sekali ini bisa menekan angka kejahatan di jalanan. Sementara itu, Aan, seorang pengendara yang terkena razia mengatakan, tak pernah membawa STNK jika berpergian ke tempat yang dekat.
"Saya cuma mau antar nasi doang, tempatnya dekat kok. Jadi, nggak bawa STNK. Lagian biasanya juga nggak pernah ada razia di sini," kata Aan, seorang pegawai rumah makan.