Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sampai Jalan TB Simatupang Jadi "Lahan Parkir Kendaraan"

Kompas.com - 16/03/2015, 06:45 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan kini susah tidak bisa dilepaskan dari Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Meskipun terletak di pinggiran kota, kondisi lalu lintasnya nyaris tak berbeda dengan jalan-jalan di tengah kota seperti Jalan Gatot Subroto, MH Thamrin, Sudirman, ataupun Rasuna Said. Kondisi ini terjadi sejak kawasan itu tumbuh menjadi pusat perkantoran baru di Jakarta,

Perbedaanya hanya terletak pada perencanaan penyediaan sarana transportasi massal yang laik. Bila jalan-jalan tengah kota telah dilayani dan direncanakan akan disediakan sarana transportasi massal yang laik, baik yang berbasis rel maupun jalan raya, tidak demikian dengan Jalan TB Simatupang.

Sejauh ini, belum ada sama sekali rencana dari pemerintah untuk membangun sarana transportasi massal laik di kawasan yang terletak di wilayah selatan Jakarta itu. [Baca: Terpaksa Kembali Menggunakan Kendaraan Pribadi]

Perencanaan pemerintah terkait pembangunan transportasi massal, yang diatur dalam program pengembangan pola transportasi makro, hanya menyinggung soal penyelesaian 15 koridor transjakarta, dan pembangunan mass rapid transit (MRT) untuk rute selatan-utara dan timur-barat. Dari semuanya itu,  tak satu pun yang akan dilakukan di Jalan Simatupang.

"Padahal harusnya pengembangan transportasi massal bukan hanya di tengah kota, melainkan di pinggiran kota," kata pengamat tata kota Nirwono Yoga kepada Kompas.com, Minggu (15/3/2015).

Nirwono berpandangan, bila dalam beberapa tahun ke depan pemerintah tak juga memiliki perencanaan terkait penyediaan sarana transportasi massal di TB Simatupang, bukan tidak mungkin akan terjadi kemacetan total di kawasan itu.

Macet total

Menurut Nirwono, ancaman kemacetan total di Jalan TB Simatupang bukan isapan jempol belaka. Sebab, saat ini kedua sisi ruas Jalan TB Simatupang hanya memiliki dua lajur. Bila dicermati, kata Nirwono, dari dua lajur yang tersedia di Jalan TB Simatupang, hanya satu yang berfungsi dengan baik untuk lalu lintas kendaraan. Itu pun dengan  catatan jalan dalam situasi tidak macet.

"Hanya dua lajur. Lajur kiri sudah tersita untuk keluar masuk kendaaraan (dari gedung sekitar), maupun untuk kopaja metromini berhenti. Praktis hanya lajur kanan yang bisa digunakan. Tapi kan semakin hari jumlah kendaraan semakin meningkat," ujar dia.

Dengan fakta tersebut, Nirwono menilai penggunaan kendaraan pribadi tidak akan lagi bisa diandalkan. Dan cara yang harus dilakukan adalah dengan membangun sarana transportasi massal.

"Kalau tidak,  bukan tidak mungkin nantinya kita akan melihat sepanjang Jalan TB Simatupang, mulai dari TMII sampai ke arah Bintaro, akan jadi parkir kendaraan (macet total)," ucap Nirwono.

Perhatian pemerintah

Menurut Nirwono, sudah saatnya pemerintah memberi perhatian terhadap Jalan TB Simatupang, terkait penyediaan sarana transportasi massal. Untuk menyiasati tingginya harga pembebasan lahan, kata dia, pemerintah dapat memanfaatkan lahan pembatas di jalan tol lingkar luar (Jakarta Outer Ring Road/JORR).

"Pemprov DKI, Jasa Marga, dan PT KAI bisa dipertemukan untuk pengembangan jalur kereta di atas jalan tol, memanfaatkan lahan yang ada di tengah jalan," papar dia.

Nirwono menilai, pembangunan jalur kereta layang di tengah jalan tol merupakan solusi terbaik. Sebab, ia menganggap infrastruktur tersebut sudah tidak mungkin lagi bisa dibangun di atas Jalan TB Simatupang, yang saat ini sudah tampak terlihat "menyempit", seiring dengan kehadiran gedung-gedung yang ada di sekitarnya.

Bila wacana itu bisa diwujudkan, Nirwono yakin kemacetan total di Jalan TB Simatupang bisa dihindari.

"Harus dikerjakan dalam 1-3 tahun ke depan. Kenapa? Karena dalam tiga tahun ke depan jalan tol lingkar luar maupun jalan TB Simatupang tidak akan mampu (menampung kendaraan) dan macet total," pungkas Nirwono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com