Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD DKI Ungkap Alasan Tunda Rapat Pembahasan

Kompas.com - 17/03/2015, 14:59 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi memberi penjelasan mengapa ia menunda rapat pembahasan hasil evaluasi RAPBD dengan Pemerintah Provinsi DKI, Selasa (17/3/2015). Prasetio mengatakan, hal ini terjadi karena DPRD DKI hanya menerima dokumen APBD hasil evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri saja.

"Dalam pembahasan hari ini, yang kita terima adalah dokumen APBD dari Kemendagri," ujar Prasetio di Gedung DPRD, Selasa (17/3/2015).

Padahal, kata Prasetio, DPRD juga ingin melihat dokumen APBD yang sebelum dievaluasi oleh Kemendagri. Prasetio mengatakan, DPRD DKI ingin membandingkan dokumen APBD hasil evaluasi Kemendagri dengan dokumen APBD yang belum dievaluasi.

Prasetio pun menjelaskan mengapa kedua anggaran tersebut harus dibandingkan. Dalam pembahasan ini, DPRD DKI tidak ingin asal membahas saja. DPRD ingin memastikan terlebih dahulu dokumen APBD versi siapa yang akan dibahas. Jika yang dibahas adalah versi Pemprov DKI, DPRD DKI akan memeriksa perbedaannya dengan hasil pembahasan.

Prasetio menambahkan, ada banyak catatan yang diberikan Kemendagri dalam dokumen APBD yang dikirim Pemprov DKI. Prasetio pun ingin membuka hal ini.

"Kita ingin samakan. Kalau saya melihat dari surat yang diserahkan Kemendagri kepada kita, ini banyak sekali hal yang dilarang. Kita mau buka ini supaya masyarakat juga tahu yang sebenarnya apa sih," ujar Prasetio.

"Itulah tadi saya tanya kepada Sekda, apakah sudah siap dengan APBD dari Gubernur yang diserahkan kepada Kemendagri? Nah, katanya belum siap. Makanya, saya tunda, besok dimulai lagi," tambah Prasetio.

Sebelumnya, rapat perdana pembahasan APBD DKI 2015 yang telah dikembalikan oleh Kementerian Dalam Negeri ditunda oleh pimpinan rapat, Prasetio Edi Marsudi. [Baca: Gara-gara "Print Out", Rapat Pembahasan APBD DKI 2015 Ditunda]

Prasetio menunda rapat karena pihak Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) tidak menyiapkan print out APBD DKI 2015 versi Pemprov DKI.

"Kita tunda saja ya, Bapak, Ibu. Rapatnya mungkin bisa dilanjutkan besok ya, tunggu print out dari Pak Sekda ya, bisa kan, Pak?" tanya Prasetio, beberapa menit setelah memulai rapat di Gedung DPRD DKI, Selasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com