Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kasus yang Menjerat Pengacara Lulung dkk

Kompas.com - 19/03/2015, 12:28 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Razman Arif Nasution, pengacara Abraham "Lulung" Lunggana dan kawan-kawan, dijebloskan ke Rutan Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (18/3/2015), terkait kasus penganiayaan yang dilakukan terhadap keponakannya sendiri. Bagaimana sebenarnya kasus Razman?

Dilansir dari situs web Mahkamah Agung dengan nomor putusan RI Nomor 1260 K/Pd/2009, tanggal 19 Januari 2010, kejadian tersebut terjadi ketika Razman masih berprofesi sebagai anggota DPRD tingkat II di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, pada November 2004. Razman memiliki keponakan bernama Nurkholis Siregar.

Pada waktu itu, Razman memanggil Nurkholis melalui beberapa saksi untuk menemuinya di Kompleks Perumahan Cemara Madina, Desa Sipagapaga, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, tempat tinggalnya saat menjabat sebagai anggota DPRD. Nurkholis akhirnya datang ke rumah pamannya itu.

Sesampainya di sana, tiba-tiba Nurkholis ditagih utang oleh Razman. Razman sempat meminta uang Rp 100 juta kepada keponakannya tersebut. Namun, Nurkholis bertanya utang apa yang mesti ia lunasi. Utang itu, menurut Razman, untuk mengurus pegawai Nurkholis. Tetapi, Nurkholis merasa tak punya utang kepada pamannya.

Razman tetap ngotot agar keponakannya itu membayar utang. Razman sempat meminta kalau tidak punya Rp 100 juta, bisa Rp 70 juta atau Rp 60 juta saja. Nurkholis mengatakan tidak punya uang dan utang. Akhirnya terjadi cekcok antara Razman dan Nurkholis.

Razman kemudian meninju bagian pelipis dan rahang sebelah kiri korban, masing-masing sebanyak satu kali. Ada nada-nada ancaman yang keluar dari mulut Razman, yang dilanjutkan dengan pemukulan kembali. Setelah itu, Nurkholis "dibebaskan" dan bekerja lagi.

Kejadian ini berbuntut panjang bagi Razman hingga akhirnya sampai ke pengadilan. Pada pengadilan tingkat pertama, putusan Pengadilan Negeri Panyabungan Nomor: 520/Pid/B/2005/PN.Psp.py, tanggal 23 Maret 2006, menghukum Razman dengan pidana denda sebesar Rp 500.000. Namun, jaksa penuntut umum mengajukan banding.

Melalui putusan Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan, nomor 331/Pid/2006/PT.MDN, Razman dinyatakan bersalah melakukan penganiayaan ringan. Mantan pengacara Komisaris Jenderal Budi Gunawan ini divonis 3 bulan penjara.

Razman lalu mengajukan kasasi. Tetapi, melalui putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 1260 K/Pid/2009, tanggal 19 Januari 2010, memutuskan menolak permohonan kasasinya. Dasar putusan MA inilah yang dijadikan acuan untuk mengeksekusi Razman di Jalan Veteran (sebelumnya ditulis Jalan Djuanda), Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2015) sekitar pukul 15.30.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Tony Spontana mengatakan, saat ini Razman berada di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. "Telah melakukan pengamanan terhadap terpidana Razman Arif Nasution untuk melaksanakan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap," ujar Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com