Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Citra Jakarta Lebih Banyak Negatifnya?

Kompas.com - 23/03/2015, 07:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Praktisi "branding" Muhammad Rahmat Yunanda mengatakan, citra ibu kota negara Jakarta lebih banyak negatifnya dibandingkan kesan positifnya.

"Jakarta merupakan kota dengan banyak citra. Sayangnya, citra yang kuat adalah citra negatif," ujar Rahmat yang juga Direktur Utama Makna Informasi di Jakarta, Minggu (22/3/2015).

Oleh karena perlu dilakukan upaya pencitraan ulang Jakarta, yang dimulai dari pencarian dan penguatan identitas ibu kota itu yang berdaya saing.

"Citra Jakarta lebih banyak dipersepsikan negatif. Warga kota merasakan langsung efek kesan negatif kesemrawutan kota ketika bepergian dan beraktivitas," jelas dia.

Efek yang sama juga dirasakan ketika warga mendapatkan pelayanan publik. Secara tidak langsung, persepsi negatif juga terbangun karena pemberitaan tentang Jakarta dengan nada yang negatif, atau melalui percakapan di media sosial. Hal tersebut menyebabkan mendesak dilakukannya pencitraan ulang.

"Identitas adalah sumber terpenting dalam melakukan branding kota. Identitas menjelaskan berbagai persamaan dan perbedaan kota-kota. Persamaannya terletak pada fungsi-fungsi pelayanan yang dimiliki suatu kota seperti ekonomi, transportasi, pendidikan, keamanan dan lain-lain. Perbedaannya terletak pada persepsi dan pemaknaan pemangku kepentingan kota terhadap fungsi tersebut," papar dia.

Selain itu, makna yang hadir akan berbeda karena kualitas kinerja fungsi layanan juga berbeda. Misalnya, perbandingan fungsi layanan transportasi dan pelayanan publik antara Jakarta dan Singapura.

"Fungsi layanan kota yang berdaya saing adalah prasyarat dasar membangun citra kota yang kompetitif seperti kota-kota utama global dan regional," katanya.

Identitas kota yang berdaya saing membuka ruang untuk kota melakukan "positioning" dan mendapatkan citra positif, contohnya Singapura yang diasosiakan sebagai kota yang memiliki tata kelola yang berdaya saing menjadi lokasi kantor untuk perusahaan global.

"Oleh karenanya, Jakarta harus banyak belajar dari kota-kota tersebut," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com