Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seandainya Ahok dan Tiga Fraksi Pendukung Perda Berkoordinasi...

Kompas.com - 23/03/2015, 09:18 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum DPRD DKI "mendukung" Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk menerbitkan pergub dalam rapat banggar, ada tiga fraksi yang menyatakan sikap berbeda dengan memilih perda. Tiga fraksi itu ialah Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Fraksi Partai Golkar, dan Fraksi Partai Nasdem.

Akan tetapi, suara dari tiga fraksi itu seakan tidak dapat mempengaruhi hasil akhir putusan rapat banggar. Padahal, Ketua Banggar Prasetio Edi Marsudi berasal dari salah satu fraksi pendukung perda itu. Perwakilan dari tiga fraksi itu bahkan tidak hadir dalam rapat banggar.

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, mengatakan, kondisi ketiga fraksi pada saat itu justru saling menunggu situasi. Ketiga fraksi menunggu pihak eksekutif berkoordinasi dengan mereka dalam memperjuangkan perda.

"Kalau misalnya Ahok (sapaan Basuki) dan TAPD bisa berkomunikasi dengan 3 fraksi itu maka akan mengubah seluruh konfigurasi," ujar Arie kepada Kompas.com, Senin (23/3/2015).

Arie mengatakan, bisa saja hasil rapat berakhir pada penerbitan Perda APBD. Pasalnya, untuk membuat Perda APBD tersebut, diperlukan tanda tangan dari ketua banggar dan satu perwakilan dari fraksi. Dukungan dari tiga fraksi tersebut sudah lebih dari cukup untuk menerbitkan perda. Sayangnya, tidak ada koordinasi antara gubernur dengan tiga fraksi itu sehingga kesempatan menerbitkan Perda APBD DKI 2015 lepas begitu saja.

Meski sudah terlambat, Arie tetap yakin bahwa hubungan Ahok dan DPRD DKI mampu diperbaiki seiring berjalannya waktu. Asalkan, keduanya serius menunjukan komitmen untuk memberantas korupsi dan membangun pelayanan publik.

Jika keduanya melakukan hal itu, kepercayaan masyarakat sedikit demi sedikit terbangun kepada dua institusi itu. Bisa saja, kepercayaan antara keduanya malah ikut terbangun. Pesan untuk Ahok saat ini, kata Arie, tidak perlu terjebak dengan manuver politik dari DPRD DKI.

Ahok diminta untuk melanjutkan saja kerja konkret pemerintah sampai hasilnya bisa dirasakan langsung oleh rakyat Jakarta. Meskipun, Ahok tetap harus menjalin komunikasi yang baik dengan DPRD DKI, karena bagaimana pun, DPRD DKI tetap bagian dari pemerintah daerah DKI.

"Yang penting tetap menjaga prinsip pemerintahan bersih dan pelayanan publik yang baik," ujar Arie.

Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi bertemu dengan Basuki dan menyatakan mendukung Perda APBD DKI 2015. Dia bahkan menerima password e-budgeting dari Basuki. Namun, Prasetio justru tidak hadir dalam rapat banggar yang menjadi penentuan nasib APBD DKI.

Selain tidak dihadiri Prasetio, rapat Banggar yang membahas hasil memasukkan e-budgeting juga tidak dihadiri perwakilan dari tiga fraksi, yakni Nasdem, Golkar, dan PDI-P. Pihak Banggar DPRD DKI pun memutuskan menggunakan pergub setelah waktu yang tersedia dipastikan tidak memungkinkan untuk melakukan pembahasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com