Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Ungkap Modus Kecurangan PNS DKI Bermain Anggaran

Kompas.com - 27/03/2015, 13:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membeberkan modus pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta dalam bermain anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Menurut dia, tak sedikit eksekutif yang kongkalikong dengan legislatif, dalam hal ini DPRD DKI. 

"Memang dari dulu saya bilang kan ini ada kerja sama antara legislatif ada oknumnya dan eksekutif ada oknumnya. Sekarang sistemnya sudah baik, legislatif tidak bisa masukin lagi (program siluman) ke APBD," kata Basuki, di Balai Kota, Jumat (27/3/2015).

Meski RAPBD DKI telah dikoreksi Kemendagri, Basuki mengaku Pemprov DKI terus menyisir anggaran yang ada. Dengan menggunakan e-budgeting, penyisiran anggaran semakin mudah sehingga efisiensi anggaran dapat terwujud.

Adapun beberapa modus mark up atau penggelembungan anggaran yang dilakukan PNS DKI misalnya program rehabilitasi sekolah. Konsultan serta perusahaan pemenang lelang telah diatur dan sengaja dipilih oleh oknum SKPD DKI. Mereka bekerja sama untuk memainkan waktu pengerjaan serta anggarannya.

"Curangnya dia jumlah hari kerja berapa, misalnya jumlah hari kerjanya berapa, orangnya nambah. Bahan yang dia pakai dia tambah, terus mutunya dia seharusnya pakai mutu nomor satu, dia kerjainnya bekas," kata Basuki.

"Misalnya lapangan olahraga kami begitu mahal dianggarkan, tapi kok jadinya biasa saja. Standarnya ingin seperti lapangan NBA di Amerika, tapi pas jadinya bukan," lanjut Basuki. 

Sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan dugaan kongkalikong antara eksekutif dan legislatif di APBD 2014 ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dugaan korupsi ini terdapat pada lima mata anggaran, yakni pengadaan buku, UPS, scanner, printer 3D, dan alat kebugaran.

Selain rekanan dan pejabat Pemprov DKI, ICW juga meminta KPK memeriksa dugaan keterkaitan anggota DPRD pada Komisi E untuk kasus yang dilaporkan tersebut. ICW menaksir kerugian negara sementara ini mencapai Rp 278 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com