Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawa Lega Anggota DPRD DKI Ketika Berhasil "Pancing" Pakar Keuangan

Kompas.com - 27/03/2015, 20:50 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI terus berusaha memancing pakar keuangan negara Sumardjiyo agar mau menjawab pertanyaan mereka. Beberapa kali Sumardjiyo menolak memberi jawaban yang ia rasa di luar kapasitasnya sebagai pakar keuangan negara.

Salah satu anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) Syahrial, memberi pertanyaan kepada Sumardjiyo. Pertanyaannya, terkait dengan sikap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diduga telah mengunci sistem e-budgeting sebelum pembahasan.

"Apakah kalau Gubernur itu mengunci e-budgeting sebelum pembahasan, boleh atau tidak," kata Syahrial kepada Sumardjiyo, Jumat (27/3/2015).

Sumardjiyo mencoba menjawab pertanyaan Syahrial. Sebelum menjawab, ia menegaskan akan menjelaskannya sesuai dengan koridor undang-undang yang berlaku.

Sumardjoyo mengatakan dengan tegas bahwa APBD merupakan hasil pembahasan bersama antara DPRD DKI dengan Pemerintah Provinsi DKI. Sementara mengenai e-budgeting, Sumardjiyo mengatakan hal itu adalah sebuah alat.

"Di pembahasan kalau ada perdebatan, marah-marah, itu boleh. Tetapi kalau sudah diketok palu, berarti itu RAPBD yang disepakati oleh Pemda antara DPRD dan Gubernur," ujar Sumardjiyo.

Akan tetapi, Syahrial seakan belum puas dengan jawaban Sumardjiyo. Syahrial pun menjelaskan ulang pertanyaannya.

Dia mengatakan, Sekretaris Daerah DKI Saefullah mengeluarkan surat edaran yang menyatakan sistem e-budgeting telah dikunci pada 14 hingga 20 Januari 2015.

Padahal, jadwal pembahasan yang diatur oleh badan musyawarah adalah tanggal 21-23 Januari 2015. Artinya, sistem e-budgeting sudah dikunci sebelum pembahasan. Hal ini membuat tahap pembahasan menjadi sia-sia saja.

Syahrial menegaskan pertanyaannya. "Boleh enggak Pak kalau kayak begitu? Mohon dijawab Pak karena ini msh koridor Bapak yah," ujar Syahrial.

Setelah Syahrial mengatakan hal itu, anggota dewan pun tertawa. Sumardjiyo juga ikut tertawa. Sebab, Sumardjiyo memang beberapa kali menolak menjawab pertanyaan dari anggota dewan.

"Saya enggak boleh menghakimi loh Pak. E-budgeting itu kan teknis," ujar Sumardjiyo. Akan tetapi, anggota dewan lain pun mendesak Sumardjiyo untuk menjawab saja pertanyaan Syahrial.

Apakah sistem e-budgeting boleh dikunci sebelum pembahasan?

"Sebelum ke sana (ke sistem e-budgeting) dibahas dulu dong, Pak. Jadi proses pembahasan harus dilalui dulu," jawab Sumardjiyo.

"Nah itu dia maksudnya ha-ha-ha," ujar para anggota dewan. Anggota dewan pun tertawa lega setelah mendengar jawaban Sumardjiyo.

Seakan pertanda bahwa jawaban Sumardjiyo sama seperti apa yang mereka ingin dengar. Sumardjiyo hanya tersenyum-senyum saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Megapolitan
Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Megapolitan
Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Megapolitan
Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com