Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja TransJakarta Tak Sebanding dengan Nama Besarnya

Kompas.com - 28/03/2015, 09:33 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Melayani 12 koridor dengan 700 bus yang beroperasi setiap harinya, menjadikan TransJakarta sebagai bus rapid transit (BRT) pertama dan terbesar di Asia. Tak hanya itu, TransJakarta juga tercatat sebagai layanan BRT dengan jumlah halte terbanyak di dunia.

Meski demikian, Institute Transportation for Development Policy (ITDP) menilai, sampai saat ini prestasi dan kinerja layanan bus yang mulai beroperasi sejak tahun 2004 ini, tak sebanding dengan reputasinya besarnya.

Bila dibandingkan dengan BRT yang dibangun di negara lain, jumlah penumpang TransJakarta tak sebanding dengan segala fasilitas yang sudah dimilikinya. Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto menjelaskan, layanan BRT di Guangzhou, Tiongkok, dengan 880 bus, mampu mengangkut penumpang hingga satu juta orang setiap hari. Padahal, BRT di kota tersebut hanya melayani satu koridor.

Sementara layanan serupa di Pakistan juga hanya melayani satu koridor. Jumlah bus beroperasi pun hanya 64 unit. Namun, layanan BRT itu sudah dapat mengangkut penumpang hingga 150.000 orang setiap hari. Diprediksi angka itu bakal  meningkat bila mereka melakukan penambahan bus.

"Sedangkan TransJakarta sampai saat ini hanya mampu mengangkut rata-rata 360.000 penumpang per hari. Jika dibagi dengan jumlah koridor yang ada, artinya jumlah rata-rata penumpang per hari yang ada di setiap koridornya hanya 30.000 penumpang," kata Yoga, Jumat (27/3/2015).

Yoga menilai masalah terbesar yang membuat penumpang TransJakarta tak menunjukkan peningkatan terletak pada cakupan yang hanya melayani jalan-jalan utama, dan mengabaikan daerah pemukiman di mana penumpang berasal.

Menurut Yoga, seharusnya cakupan layanan TransJakarta diperluas hingga menjangkau area-area pemukiman di luar jalan-jalan utama. Cara yang paling efektif untuk memperluas cakupan layanan, adalah dengan memaksimalkan peran bus-bus sedang, seperti Kopaja dan Metromini. Tentu saja dibarengi dengan peremajaan bus-bus jenis tersebut.

"Setidaknya ada 30 rute bus Kopaja dan Metromini yang perlu diintegrasikan untuk dapat memperluas wilayah area layanan TransJakarta dan meningkatkan jumlah penumpang dari area tersebut," ucap dia.

Bila perluasan cakupan layanan TransJakarta bisa dilakukan, Yoga yakin dalam waktu singkat layanan bus tersebut akan bisa mencapai jumlah penumpang hingga satu juta orang setiap hari. Namun, jika tidak, penambahan bus pun tak akan berdampak terhadap peningkatan jumlah penumpang.

"Berapa pun jumlah bus yang akan ditambah, tidak akan mampu menambah jumlah penumpang secara signifikan. Justru yang akan terjadi adalah penumpukan dan antrean bus di halte," ujar Yoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com