Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Orang Awasi Kinerja Polisi

Kompas.com - 28/03/2015, 15:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Beberapa hari terakhir, anggota polisi di Polda Metro Jaya menjadi bulan-bulanan di media sosial. Belum tuntas video anggota polisi ngomel yang diunggah di situs Youtube, muncul sebuah foto polisi yang diunggah di sebuah media sosial disertai tuduhan melontarkan perkataan berbau rasis.

Dalam sebuah video yang awalnya diunggah ke Facebook dan kemudian di Youtube, seorang anggota polisi lalu lintas terekam hendak menilang pengemudi bus transjakarta yang terlibat kecelakaan dengan penyerobot jalur.

Para penumpang pun marah dan berteriak-teriak. "Yang salah motor Pak!" teriak salah seorang penumpang. Setelah terjadi perdebatan, polisi itu pun berteriak ke penumpang, "Saya berhak, saya petugas!"

Banyak orang mengecam tindakan polisi itu. "Wkwkwk welcome to indonesia dimana orang yg jelas2 bersalah dibela mati2an oleh pemerintah.. :D?," komentar dari akun Rizal Mio.

Belum tuntas kasus ini, lagi-lagi polisi menghadapi tuduhan yang bahkan mungkin lebih serius: rasisme. Dalam akun Facebook milik seseorang berinisial HL, ia menuduh seorang polisi yang hendak menilangnya bersikap rasis dengan menyebut ras tertentu. Hingga semalam, foto dan keluhan itu di-share lebih dari 9.000 kali.

Menanggapi berbagai masalah itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, pihaknya sudah memeriksa petugas yang terekam dalam video dan foto yang diunggah ke media sosial itu. Jika ditemukan kesalahan, Polda tidak segan memberikan sanksi tegas kepada anggotanya.

Direktur Institute for Transportation and Development Policy Yoga Adiwinarto berpendapat, polisi memiliki posisi penting dalam membangun transportasi publik yang baik. Pada kasus terakhir yang ramai diperbincangkan, polisi tidak semestinya membela pelanggar jalur. Pembelaan terhadap pelanggar justru kontraproduktif.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendorong sterilisasi jalur transjakarta. Dia berharap jalur transjakarta tak ubahnya rel kereta yang bebas dari kendaraan lain sehingga laju bus tak terhambat dan pengguna nyaman di jalan. Selain itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana menutup jalur dengan pemisah (separator) tinggi dan memasang kamera pemantau (CCTV) sebagai upaya sterilisasi.

Lebih lanjut, Martinus mengatakan, menjadi risiko petugas menghadapi perdebatan atau perselisihan saat berusaha melakukan tindakan di jalan karena setiap tindakan hukum pasti ada resistansi. Mengenai rekaman video atau kritikan yang diunggah ke media sosial, Martinus mengatakan, polisi tak mempermasalahkannya.

"Kritikan di medsos itu bagus. Memang sudah zamannya tak bisa dicegah. Orang memang lebih mudah mengadu lewat medsos. Kalau mengadu secara resmi, belum tentu mereka punya waktu atau tenaga. Belum lagi, mereka harus menunggu kelanjutannya," ujar Martinus.

Berbagai kecaman di medsos, ujar Martinus, menjadi pembelajaran. "Kami tahu harapan masyarakat itu sangat tinggi agar polisi itu baik dan bersih. Kami harus introspeksi, sudah bertugas secara benar atau tidak. Polisi juga tahu bahwa untuk memenuhi harapan masyarakat tidak gampang, perlu kerja lebih keras," ujar Martinus. (MKN/RAY)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Maret 2015, di halaman 25 dengan judul "Semua Orang Awasi Kinerja Polisi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com