Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah-bocah Menahan Tangis ketika Alat Berat Ratakan Rumahnya

Kompas.com - 02/04/2015, 14:10 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Empat bocah, masing-masing dua laki-laki dan perempuan, duduk termangu memandangi alat berat yang perlahan meratakan bangunan-bangunan di depannya di bawah Tol Wiyoto Wiyono, Penjagalan, Jakarta Utara, Kamis (2/4/2015). Dua dari mereka terlihat berusaha menahan air matanya, sebelum senyum merekah saat digoda oleh teman lainnya.

"Ah payaaah. Masa nangis," ledek salah satu anak yang langsung disambut gelak tawa tiga anak lainnya. Wajar, bangunan yang kini rata dan tak berbentuk lagi merupakan rumah mereka dulunya.

Saat ditanya di mana rumahnya, salah seorang anak perempuan langsung menunjuk bangunan yang tepat berada di bawah alat berat. "Tuh yang dibenyekin," kata Widya sambil menunjuk rumahnya.

Bocah yang duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar ini menceritakan permainan yang kerap kali ia lakukan dengan teman-temannya tepat di depan gudang samping rumahnya.

"Kita sering main di situ (depan gudang) tuh. Paling main karet kalau enggak petak umpet," kata anak perempuan yang masih pakai seragam sekolah ini.

Tak banyak tempat yang biasa ia sambangi untuk bermain saat permukiman liar di sana masih berdiri. Widya mengaku untuk sekadar ngobrol-ngobrol, dia dan teman lainnya biasanya duduk di atas mobol pikap yang berada dekat rumahnya.

"Ngobrol-ngobrolnya kita di atas mobil. Enak bang, adem di sana," kat Widya yang sudah tiga tahun tinggal di daerah tersebut.

Sama dengan Widya, Yuyun (11), anak perempuan lainnya yang baru satu tahun tinggal di kolong tol bersama orangtuanya, mengaku sedih melihat rumahnya dibongkar. Apalagi dia harus berpindah ke tempat lainnya.

"Rumahnya diobrak-abrik. Saya enggak mau pindah ke tempat lain, teman mainnya enggak ada," kata Yuyun seraya meminta persetujuan dengan teman-teman lainnya.

Biasanya, kata Yuyun, ia bersama teman lainnya bermain saat malam hari. Sebab, saat malam suasananya cukup nyaman dan adem. "Kalau main enakan malam. Kalau siang sih panas," kata Yuyun.

Widya dan Yuyun adalah cerminan anak kolong tol yang menghadapi dilema. Saat ruang permainan semakin sempit dan rawan, mereka terpaksa harus senang dengan keadaan.

Kini, mereka harus merelakan rumah sekaligus 'tempat' bermainnya digusur. Total, sebanyak 250 dari 450 bangunan liar diratakan oleh tanah.

Nantinya, tanah yang sepanjang 5 kilometer dan lebar 3 kilometer oleh Pemerintah Kota Jakarta Utara akan dipagari dan dibangun taman bermain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com