Pantauan Kompas.com, sebelum sidang paripurna dimulai, sebagian awak media menunggu Rina di depan kantor Fraksi Partai Gerindra. Seba, Rina dan anggota Fraksi Partai Gerindra lain belum menampakan diri di ruang sidang.
Kepada wartawan, staf kantor fraksi sempat mengatakan bahwa seluruh anggota dewan sudah datang ke ruang sidang. Tidak lama kemudian, seluruh anggota Fraksi Partai Gerindra justru keluar dari kantor fraksi.
Ketika itu, Rina tampak dijaga oleh anggota Fraksi Partai Gerindra lain, Muhammad Sanusi. "Sini jalannya sama saya saja. Sini saya pegangin tangan kamu," ujar Sanusi kepada Rina.
Sanusi mendampingi Rina yang ketika itu mengenakan blazer putih. Tangan Rina dipegang erat selama mereka menuju lift untuk datang ke ruang sidang paripurna.
Selama itu, Rina menolak untuk mengucapkan apapun kepada awak media. Kepalanya pun menunduk seperti takut, jalannya terburu-buru.
Justru, Sanusi yang memberi penjelasan singkat kepada media. Sanusi mengatakan kasus yang menimpa Rina sarat dengan unsur politik untuk menjatuhkan Partai Gerindra.
"Ini politik aja. Mendeskreditkan Partai Gerindra," ujar Sanusi. Sanusi pun membantah bahwa buku buatan Rina digunakan sebagai bahan kampanye.
Sanusi menyuruh wartawan untuk membaca terlebih dahulu buku-buku tersebut. "Kamu sudah baca bukunya belum?" ujar Sanusi.
Sementara Rina hanya menjelaskan secara singkat. Dia mengaku sudah melapor kepada ketua fraksi. Hal tersebut ia anggap cukup untuk klarifikasi.
"Saya sudah jelasin ke ketua fraksi kok. Kewajiban saya kan menjelaskan ke ketua fraksi," ujar Rina.
Rina diduga terlibat masalah pengadaan buku yang telah diterbitkan dan pengadaannya menggunakan pos anggaran Dinas Pendidikan di APBD DKI 2014. Buku tersebut adalah "dari Kampoeng Hingga Metropolitan".
"Batavia Era Kolonial Hingga Jokowi", "Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit", "dari Delman Menuju MRT", "Perempuan Betawi Menyusui", dan "Urban Batavia Urban Jakarta".
Berdasarkan dokumen APBD 2014, anggaran pengadaan buku itu terbilang fantastis. Buku dari Delman Menuju MRT dianggarkan untuk siswa SD, SMP, SMA, dan SMK.
Untuk siswa SD, anggarannya Rp 830 juta; alokasi untuk SMP senilai Rp 600 juta; untuk siswa SMA sebesar Rp 500 juta; dan untuk siswa SMK sebesar Rp 500 juta.
Anggaran buku "Urban Batavia Urban Jakarta" senilai Rp 500 juta. Buku "Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit" untuk siswa SMA dan SMK sebesar Rp 500 juta serta buku "Batavia Era Kolonial Hingga Jokowi" senilai Rp 500 juta.
Rina merupakan putri dari Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan 2 Jakarta Selatan Alex Usman. Alex sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi UPS atau uninterruptible power supply.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.