Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Alex Usman Bungkam dan Dijaga Rekan Fraksi

Kompas.com - 06/04/2015, 14:55 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Gerindra Rina Aditya Sartika muncul untuk mengikuti sidang paripurna hari ini, Senin (6/4/2015). Setelah sekian lama sulit dijumpai, Rina tetap bungkam dalam menghadapi jurnalis.

Pantauan Kompas.com, sebelum sidang paripurna dimulai, sebagian awak media menunggu Rina di depan kantor Fraksi Partai Gerindra. Seba, Rina dan anggota Fraksi Partai Gerindra lain belum menampakan diri di ruang sidang.

Kepada wartawan, staf kantor fraksi sempat mengatakan bahwa seluruh anggota dewan sudah datang ke ruang sidang. Tidak lama kemudian, seluruh anggota Fraksi Partai Gerindra justru keluar dari kantor fraksi.

Ketika itu, Rina tampak dijaga oleh anggota Fraksi Partai Gerindra lain, Muhammad Sanusi. "Sini jalannya sama saya saja. Sini saya pegangin tangan kamu," ujar Sanusi kepada Rina.

Sanusi mendampingi Rina yang ketika itu mengenakan blazer putih. Tangan Rina dipegang erat selama mereka menuju lift untuk datang ke ruang sidang paripurna.

Selama itu, Rina menolak untuk mengucapkan apapun kepada awak media. Kepalanya pun menunduk seperti takut, jalannya terburu-buru.

Justru, Sanusi yang memberi penjelasan singkat kepada media. Sanusi mengatakan kasus yang menimpa Rina sarat dengan unsur politik untuk menjatuhkan Partai Gerindra.

"Ini politik aja. Mendeskreditkan Partai Gerindra," ujar Sanusi. Sanusi pun membantah bahwa buku buatan Rina digunakan sebagai bahan kampanye.

Sanusi menyuruh wartawan untuk membaca terlebih dahulu buku-buku tersebut. "Kamu sudah baca bukunya belum?" ujar Sanusi.

Sementara Rina hanya menjelaskan secara singkat. Dia mengaku sudah melapor kepada ketua fraksi. Hal tersebut ia anggap cukup untuk klarifikasi.

"Saya sudah jelasin ke ketua fraksi kok. Kewajiban saya kan menjelaskan ke ketua fraksi," ujar Rina.

Rina diduga terlibat masalah pengadaan buku yang telah diterbitkan dan pengadaannya menggunakan pos anggaran Dinas Pendidikan di APBD DKI 2014. Buku tersebut adalah "dari Kampoeng Hingga Metropolitan".

"Batavia Era Kolonial Hingga Jokowi", "Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit", "dari Delman Menuju MRT", "Perempuan Betawi Menyusui", dan "Urban Batavia Urban Jakarta".

Berdasarkan dokumen APBD 2014, anggaran pengadaan buku itu terbilang fantastis. Buku dari Delman Menuju MRT dianggarkan untuk siswa SD, SMP, SMA, dan SMK.

Untuk siswa SD, anggarannya Rp 830 juta; alokasi untuk SMP senilai Rp 600 juta; untuk siswa SMA sebesar Rp 500 juta; dan untuk siswa SMK sebesar Rp 500 juta.

Anggaran buku "Urban Batavia Urban Jakarta" senilai Rp 500 juta. Buku "Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit" untuk siswa SMA dan SMK sebesar Rp 500 juta serta buku "Batavia Era Kolonial Hingga Jokowi" senilai Rp 500 juta.

Rina merupakan putri dari Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan 2 Jakarta Selatan Alex Usman. Alex sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi UPS atau uninterruptible power supply.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com