Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut PD Pasar Jaya Bantah Kecurigaan Ahok

Kompas.com - 08/04/2015, 15:22 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak PD Pasar Jaya membantah kecurigaan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang menyebutkan ada modus permainan yang dilakukan oknum PD Pasar Jaya dengan swasta. Basuki juga menyebutkan bahwa oknum tersebut bertujuan sengaja menghilangkan "denyut" Pasar Blok G atau membuat pasar itu tidak laku lagi.

"Kita juga enggak tahu yang dimaksud Pak Gubernur siapa. Kita sudah transparan, diperiksa Inspektorat, BPK, BPKP, terbuka semua," kata Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Jaya Djangga Lubis, Rabu (8/4/2015).

Djangga menjelaskan, sejak zaman Gubernur DKI Joko Widodo, pihaknya sudah berupaya maksimal sesuai kesepakatannya dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk melakukan berbagai cara agar Pasar Blok G ramai pengunjung. Langkah-langkah tersebut di antaranya memberikan masa gratis pakai kios selama enam bulan sebanyak dua hingga tiga kali dan membuat program undian. Namun, semua upaya itu juga diakui Djangga tidak banyak berhasil.

Maka dari itu, dia bersama seluruh jajaran PD Pasar Jaya melakukan evaluasi besar-besaran, baik dari segi teknis maupun segi bisnis. "Pasar harus diremajakan, bangun baru. Bayangkan pasar tidak ada parkir mobil. Tahun 1987 pas dibangun memang didesain tidak ada parkir mobil, bagaimana bisa nyaman?" tanya Djangga.

Basuki menyatakan ingin membangun jembatan penghubung antara Pasar Blok G dan Blok A, serta Blok B dan Stasiun Tanah Abang. Apabila pembangunan jembatan itu berhasil memikat warga Jakarta untuk membeli barang dagangan di Blok G, Basuki tak jadi membongkar pasar era Joko Widodo tersebut.

Padahal, sebelumnya, Basuki berpikiran ingin membongkar habis bangunan Pasar Blok G dan membangun gedung baru. Gedung baru itu direncanakan memiliki fasilitas seperti pasar lain di sekitarnya yang selalu ramai pengunjung. (Baca: Bangun Jembatan Penghubung Blok G, Ahok Cium Permainan PD Pasar Jaya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com