Lantas, mengapa keadaan SD dan SMP berbeda jauh dengan kondisi bangunan SMA dan SMK?
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan 2 Jakarta Barat Eyo Sunarya menerangkan awalnya Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat membagi tugas ke dalam dua kategori, yakni Suku Dinas Pendidikan Dasar dan Suku Dinas Pendidikan Menengah.
SD dan SMP masuk ke dalam Sudin Dikdas, lalu SMA dan SMK di dalam Sudin Dikmen. "Ada dua dinas, Dikdas dan Dikmen dari tahun 2002. Setelah 2008 kemarin digabung tidak ada Dikdas dan Dikmen, hanya Sudin Pendidikan, tetapi pembagiannya per wilayah, ada wilayah 1 dan 2," kata Eyo, Selasa (14/4/2015).
Kondisi SD dan SMP yang tidak sebaik SMA dan SMK saat ini diduga berawal dari saat masih ada pembagian Dikdas dan Dikmen. Eyo memperkirakan, Dikdas dan Dikmen ditiadakan adalah karena pertimbangan untuk menekan atau menghemat anggaran.
"Dari sisi anggaran mungkin supaya anggaran tidak terlalu banyak. Satu dinas, kontrolnya lebih gampang," tambah Eyo.
Di tahun ini, sekitar 39 bangunan SD dan SMP ditargetkan untuk menjalani rehabilitasi, baik rehab total, rehab berat, sampai rehab sedang. Jumlah bangunan SD dan SMP yang direhab berbeda jauh dengan bangunan SMA dan SMK yang akan direhab, dengan kata lain, tidak sebanyak SD dan SMP.
Total SD di Sudin Pendidikan 2 Jakarta Barat yang meliputi Kecamatan Kembangan, Kebon Jeruk, Palmerah, dan Grogol Petamburan adalah 201, total SMP ada 26, tujuh SMA, dan tiga SMK. Dari seluruh sekolah, yang akan menjalani rehabilitasi total adalah SD, yakni SD Negeri Joglo 1, Joglo 2, Joglo 3, dan Joglo 4.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.