"Bisa dari benda seperti stik atau tangan, yang jelas ada jejak lebam di beberapa bagian tubuh," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Musyafak di Jakarta, Selasa (14/4/2015).
Hasil otopsi tersebut, kata Musyafak, juga dapat mengungkap motif tewasnya Akseyna yang sebenarnya. Hal itu juga menentukan dugaan apakah Akseyna dibunuh atau bunuh diri.
Namun, Musyafak tidak lantas menyimpulkan Akseyna tewas akibat ada serangan terlebih dulu atau dibunuh.
Sebab, hasil otopsi masih perlu disandingkan dengan poin-poin penyidikan lainnya.
Musyafak juga mengungkapkan, saat masuk ke dalam air, pemuda asal Yogyakarta itu diduga masih bernapas.
Di paru-paru Akseyna terdapat air dalam jumlah cukup banyak dan pasir. Oleh karena itu, Akseyna diduga masih pingsan atau belum meninggal ketika masuk ke danau.
Dia menjelaskan, jika Akseyna sudah meninggal saat masuk ke dalam air, maka tidak akan ada banyak air di paru-parunya. Sebab, sudah tidak ada perbedaan tekanan antara dalam tubuhnya dan air.
Sebelumnya diberitakan, Akseyna ditemukan tewas tenggelam di Danau Kenanga UI pada Kamis (26/3/2015).
Dia ditemukan tenggelam dalam kondisi memakai tas yang terisi batu bata. Selain itu, surat wasiat ditemukan di kamar kosnya, yang menyatakan bahwa ia akan pergi jauh dan meminta agar dia tak usah dicari. Oleh karena itu, polisi belum dapat memastikan apakah ia dibunuh atau bunuh diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.