Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blok M Plaza di Antara "Brownies" Ganja dan Pembangunan MRT

Kompas.com - 15/04/2015, 10:25 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Blok M Plaza menjadi sorotan setelah seorang penyewa toko menjual brownies ganja dan digerebek oleh petugas BNN. Meski begitu, masalah brownies ganja tak dikhawatirkan pengelola bakal menurunkan jumlah pengunjung.

General Manager Blok M Plaza, Laurentia Lanny Dharmawan, mengatakan, selama ini Blok M Plaza mempunyai pengunjung tetap di produk jam tangan mewah. Dari produk tersier itu, Blok M Plaza dikenal luas sebagai pusatnya jam tangan mewah.

"Jadi, pelanggan kami sudah terbilang konsisten untuk selalu berkunjung mencari jam-jam merek bagus dan terkenal. Kalau orang-orang yang datang sebelumnya buat cari brownies itu paling ya teman-teman IR lagi, berapa orang sih," kata Lanny kepada Kompas.com, Rabu (14/4/2015). 

Menurut Lanny, pihaknya merasa "terganggu" dengan keberadaan proyek pembangunan MRT. Dia bercerita, beberapa bulan terakhir ini proyek MRT-lah yang memberi dampak langsung pada jumlah pengunjung mal yang dikelolanya itu. Sebab, akses kendaraan untuk mencapai mal itu menjadi sulit. Beberapa jalan di kawasan Blok M harus ditutup selama proyek berlangsung.

"Orang-orang jadi enggak nyaman kalau mau ke sini, pelang rambu-rambu di mana-mana kan, yang berkendara jadi sulit. Biasanya bisa 20.000 sampai 30.000 pengunjung sehari. Sekarang tinggal 10.000 sampai 15.000 aja," sebut Lanny.

Imbas penurunan tersebut, Lanny mengaku sering mendapat curhat dari para pedagang di Blok M Plaza. Namun, Lanny yakin bahwa setelah proyek MRT di kawasan Bulungan rampung, pengunjung yang berdiri sejak 23 tahun itu akan berangsur normal kembali.

Mengenai brownies ganja, Lanny menceritakan bahwa sesungguhnya IR, penjual brownies ganja, mendaftar sewa konter di lantai 1 untuk menjual pakaian dan aksesori remaja. IR menyewa gerai mulai Maret lalu dengan membayarkan uang sewa sebesar Rp 2,5 juta untuk satu bulan.

Lanny mengaku tidak pernah menemukan masalah produk yang diperdagangkan dalam beberapa tahun terakhir ini di Blok M Plaza. Menurut dia, hal itu karena adanya kontrol langsung dari pengelola pada setiap pedagang di dalam mal itu.

"Kita punya program terjadwal untuk mengontrol kecocokan barang yang dijual dengan barang yang mereka display. Hal ini penting karena kios maupun toko tidak boleh menjual barang yang tidak terdaftar pada kami," ujar Lanny.

Blok M Plaza diresmikan oleh mendiang Ibu Tien Soeharto pada 30 Mei 1991. Gedungnya terdiri dari tujuh lantai area shopping dan 13 lantai area parkir yang mampu menampung sekitar 700 kendaraan roda empat dan 300 kendaraan roda dua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com