Mereka berharap aktivitas pembangunan kereta massal cepat (MRT) diiringi manajemen penataan kota agar tidak mengganggu aktivitas ekonomi warga.
Ina (24), pedagang sepatu di pusat perbelanjaan Plaza Blok M, mengatakan, sejak proyek MRT dimulai, pengunjung pusat perbelanjaan itu makin sepi. "Karena pengunjung berkurang, otomatis omzet toko saya menurun. Dampaknya cukup besar karena omzet turun hingga 75 persen," katanya, Selasa (14/4) sore.
Menurut Ina, pembangunan MRT menyebabkan akses pengunjung ke Plaza Blok M menjadi sulit. Jembatan penyeberangan orang dari Terminal Blok M ke arah Plaza Blok M, misalnya, sudah dibongkar sejak 5 bulan lalu. Hal itu menyulitkan pengunjung yang terbiasa menggunakan angkutan umum dan turun di Terminal Blok M.
Ia berharap, pembongkaran jembatan penyeberangan diikuti penyediaan jembatan darurat. "Sekarang pejalan kaki harus menyeberang di sembarang tempat. Ini menyulitkan pengunjung Plaza Blok M yang terbiasa naik angkutan umum," kata Ina.
Hal senada dirasakan Edwin (25), pedagang ponsel di Plaza Blok M. Dia biasanya mendapat omzet Rp 400.000 per hari. Sejak proyek MRT berjalan, omzetnya turun menjadi Rp 250.000-Rp 300.000 per hari.
Hermawan Harun, Assistant Marcomm Manager PT Pakuwon Sentosa Abadi, pengelola Plaza Blok M, mengatakan, sejak ada proyek MRT pengunjung di pusat perbelanjaan itu turun drastis. Pusat perbelanjaan itu biasanya dikunjungi 30.000-40.000 orang per hari pada Sabtu dan Minggu. Sejak ada pembangunan MRT, pengunjung turun menjadi 15.000-17.000 orang per hari.
Pelaku usaha dan pengguna jalan berharap adanya penataan serius di sekitar lokasi proyek. Hal itu, misalnya, memperbanyak rambu. Jika perlu, terjunkan lebih banyak petugas pada saat jam-jam sibuk lalu lintas.
"Sekitar 1.000 pekerja menggantungkan hidup di Plaza Blok M. Pembangunan jangan sampai mengganggu perekonomian warga," kata Hermawan. (DNA)
-----------
Artikel ini sebelumnya ditayangkan di Harian Kompas edisi Rabu, 15 April 2015, dengan judul "Perlu Penataan Lalu Lintas di Lokasi"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.