Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Penataan Lalu Lintas di Lokasi Proyek MRT

Kompas.com - 15/04/2015, 16:23 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan kereta massal cepat di Jakarta Selatan berdampak pada kegiatan bisnis masyarakat. Omzet para pedagang yang berjualan di jalur yang dilalui MRT, di sisi Jalan Fatmawati Raya hingga Jalan Sisingamangaraja, menurun 30-75 persen sejak proyek MRT dilaksanakan.

Mereka berharap aktivitas pembangunan kereta massal cepat (MRT) diiringi manajemen penataan kota agar tidak mengganggu aktivitas ekonomi warga.

Ina (24), pedagang sepatu di pusat perbelanjaan Plaza Blok M, mengatakan, sejak proyek MRT dimulai, pengunjung pusat perbelanjaan itu makin sepi. "Karena pengunjung berkurang, otomatis omzet toko saya menurun. Dampaknya cukup besar karena omzet turun hingga 75 persen," katanya, Selasa (14/4) sore.

Menurut Ina, pembangunan MRT menyebabkan akses pengunjung ke Plaza Blok M menjadi sulit. Jembatan penyeberangan orang dari Terminal Blok M ke arah Plaza Blok M, misalnya, sudah dibongkar sejak 5 bulan lalu. Hal itu menyulitkan pengunjung yang terbiasa menggunakan angkutan umum dan turun di Terminal Blok M.

Ia berharap, pembongkaran jembatan penyeberangan diikuti penyediaan jembatan darurat. "Sekarang pejalan kaki harus menyeberang di sembarang tempat. Ini menyulitkan pengunjung Plaza Blok M yang terbiasa naik angkutan umum," kata Ina.

Hal senada dirasakan Edwin (25), pedagang ponsel di Plaza Blok M. Dia biasanya mendapat omzet Rp 400.000 per hari. Sejak proyek MRT berjalan, omzetnya turun menjadi Rp 250.000-Rp 300.000 per hari.

Hermawan Harun, Assistant Marcomm Manager PT Pakuwon Sentosa Abadi, pengelola Plaza Blok M, mengatakan, sejak ada proyek MRT pengunjung di pusat perbelanjaan itu turun drastis. Pusat perbelanjaan itu biasanya dikunjungi 30.000-40.000 orang per hari pada Sabtu dan Minggu. Sejak ada pembangunan MRT, pengunjung turun menjadi 15.000-17.000 orang per hari.

Pelaku usaha dan pengguna jalan berharap adanya penataan serius di sekitar lokasi proyek. Hal itu, misalnya, memperbanyak rambu. Jika perlu, terjunkan lebih banyak petugas pada saat jam-jam sibuk lalu lintas.

"Sekitar 1.000 pekerja menggantungkan hidup di Plaza Blok M. Pembangunan jangan sampai mengganggu perekonomian warga," kata Hermawan. (DNA)

-----------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di Harian Kompas edisi Rabu, 15 April 2015, dengan judul "Perlu Penataan Lalu Lintas di Lokasi"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com