"Jadi, Pak Johan setelah partainya mencabut hak angket malah menjadi jarang masuk kantor," ujar Lucky ketika dihubungi, Jumat (17/4/2015).
Untuk diketahui, Fraksi Demokrat-PAN merupakan fraksi gabungan dari dua partai politik, yakni Partai Demokrat dan Partai PAN.
Penggabungan dilakukan karena jumlah kader PAN di DPRD DKI dianggap tak cukup untuk membentuk fraksi sendiri.
Saat ini, Fraksi Demokrat-PAN memiliki 12 anggota, 10 anggota dari Demokrat dan hanya dua anggota yang berasal dari PAN.
Johan Musyawa adalah anggota yang berasal dari PAN. Saat hak angket, PAN memang mencabut dukungan. Lucky mengatakan, Johan telah memperlambat kinerja fraksi dengan absennya dia dalam rapat.
Padahal, posisinya di fraksi cukup penting, yaitu sebagai sekretaris fraksi. Tidak ingin kinerja fraksi menjadi lamban, Lucky pun berkeputusan untuk mencabut posisi Johan dalam fraksi. "Akhirnya, Johan Musyawa kita ganti dengan Neneng Hasanah," ujar Lucky.
Lucky mengatakan, sebenarnya dia tidak pernah melarang PAN untuk memiliki sikap sendiri mengenai hak angket. Akan tetapi, kata Lucky, seharusnya Johan konsisten untuk tidak membicarakan hal tersebut.
Menurut dia, Johan selalu mengkritik keputusan Demokrat yang mendukung HMP. Perbedaan pandangan antara Demokrat dan PAN pun tidak terelakan.
"Dia kan sekretaris fraksi, Johan telah mencabut hak angket, ya biarkan saja. Maunya kami, kalau sudah mencabut hak angket, maka janganlah bicara soal HMP. Sudah, diam saja. Kinerja fraksi juga jadi lamban karena dia," ujar Lucky.
Belum ada tanggapan langsung dari Johan Musyawa mengenai hal ini. Sampai saat ini, Johan Musyawa masih belum dapat dihubungi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.