Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Cabut Dukungan Hak Angket untuk Ahok, Johan Musyawa Jarang ke Kantor

Kompas.com - 17/04/2015, 15:36 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Demokrat-PAN Lucky Sastrawiria mengungkapkan alasan lain kenapa Johan Musyawa dipecat sebagai sekretaris fraksi. Lucky mengatakan, Johan Musyawa menjadi jarang masuk ke kantor semenjak dia mencabut dukungan untuk mengajukan hak angket terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.

"Jadi, Pak Johan setelah partainya mencabut hak angket malah menjadi jarang masuk kantor," ujar Lucky ketika dihubungi, Jumat (17/4/2015).

Untuk diketahui, Fraksi Demokrat-PAN merupakan fraksi gabungan dari dua partai politik, yakni Partai Demokrat dan Partai PAN.

Penggabungan dilakukan karena jumlah kader PAN di DPRD DKI dianggap tak cukup untuk membentuk fraksi sendiri.

Saat ini, Fraksi Demokrat-PAN memiliki 12 anggota, 10 anggota dari Demokrat dan hanya dua anggota yang berasal dari PAN.

Johan Musyawa adalah anggota yang berasal dari PAN. Saat hak angket, PAN memang mencabut dukungan. Lucky mengatakan, Johan telah memperlambat kinerja fraksi dengan absennya dia dalam rapat.

Padahal, posisinya di fraksi cukup penting, yaitu sebagai sekretaris fraksi. Tidak ingin kinerja fraksi menjadi lamban, Lucky pun berkeputusan untuk mencabut posisi Johan dalam fraksi. "Akhirnya, Johan Musyawa kita ganti dengan Neneng Hasanah," ujar Lucky.

Lucky mengatakan, sebenarnya dia tidak pernah melarang PAN untuk memiliki sikap sendiri mengenai hak angket. Akan tetapi, kata Lucky, seharusnya Johan konsisten untuk tidak membicarakan hal tersebut.

Menurut dia, Johan selalu mengkritik keputusan Demokrat yang mendukung HMP. Perbedaan pandangan antara Demokrat dan PAN pun tidak terelakan.

"Dia kan sekretaris fraksi, Johan telah mencabut hak angket, ya biarkan saja. Maunya kami, kalau sudah mencabut hak angket, maka janganlah bicara soal HMP. Sudah, diam saja. Kinerja fraksi juga jadi lamban karena dia," ujar Lucky.

Belum ada tanggapan langsung dari Johan Musyawa mengenai hal ini. Sampai saat ini, Johan Musyawa masih belum dapat dihubungi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com