Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Pembunuhan, tetapi Baru 1 Pelaku Dibekuk

Kompas.com - 21/04/2015, 17:10 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Gesekan antar-individu di tengah kehidupan metropolitan Jakarta menyebabkan empat orang kehilangan nyawa. Pekerja seks komersial, Sinta (23), tewas dianiaya pelanggannya, Senin (20/4) dini hari. Pelakunya belum tertangkap hingga Senin malam.

Sebelumnya, tepat sepekan lalu, Senin (13/4), perang mulut antara Wahyudi (23) dan Makmur alias Keong (25) saat jual beli burung berbuntut pertikaian yang berakhir dengan tewasnya Keong. Setelah sepekan melarikan diri, Wahyudi, yang mencoba lari dari sergapan petugas, ditembak dan ditangkap anggota Polres Metro Jakarta Barat pada Senin dini hari.

Masih di Senin pekan lalu, Beday (18) dan Irfan (21) dikeroyok massa hingga tewas di Gang Sinar Kapuk Raya RW 002, Kapuk, Jakarta Utara.

Menurut Kepala Kepolisian Sektor Metro Cengkareng Komisaris Sutarjono, warga menyangka kedua remaja yang naik sepeda motor sambil mabuk itu hendak mencuri sepeda motor. "Belum ada tersangka dalam kasus ini. Kasus masih kami selidiki," ujar Ujang.

Terkait kasus Wahyudi, menurut Kasubnit I Jatanras Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat Inspektur Dua Dimitri, pelaku ditembak kakinya dan ditangkap setelah melarikan diri setelah membunuh Makmur. Wahyudi dibekuk di Kerawang, Jawa Barat.

Wahyudi mengaku menusuk Makmur dengan badik di Pasar Timbul, RT 010 RW 016 Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin pekan lalu. Peristiwa itu berawal dari jual beli burung seharga Rp 100.000. Makmur yang sedang mabuk menghampiri Wahyudi yang sedang bersama anak pertamanya, yang masih berusia lima tahun.

"Makmur tanya, mana pembelinya? Saya bilang, orangnya sedang mandi. Makmur marah karena penjelasan saya, lalu ngajak berantem," katanya.

Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Ujang Bachtiar mengatakan, Wahyu untuk sementara dijerat Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan atau Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan yang Menyebabkan Kematian. "Badik yang dibawa tersangka tidak khusus dibawa untuk membunuh Makmur, tapi untuk berjaga-jaga," katanya

Jika Wahyudi dijerat Pasal 338, ia terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara. Jika dijerat Pasal 351 Ayat 3, hukuman maksimal 7 tahun penjara.

Kalijodo

Di lokalisasi Kalijodo, Sinta diduga dibunuh salah seorang pelanggannya. Menurut Kepala Polsek Metro Penjaringan Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Kus Subiantoro, setelah dianiaya dan ditusuk, Sinta masih sempat pergi ke dokter.

"Tapi, karena lukanya parah, ia meninggal," ujar Kus. Di tubuh korban, ditemukan luka memar pada muka dan leher, serta luka tusuk pada punggung belakang. Jenazah Sinta kemudian dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.

"Sebelum ke dokter, saya melihat korban pulang ke rumahnya yang berada di seberang lokalisasi di bawah kolong jalan tol arah Bandara Soekarno-Hatta," ucap Wayan (40), saksi.
(B06/WIN).

-----------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di Harian Kompas edisi Selasa, 21 April 2015, dengan judul "4 Pembunuhan, tetapi Baru 1 Pelaku Dibekuk"


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com