Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Siapkan Jebakan Batman untuk SKPD yang Nakal

Kompas.com - 22/04/2015, 21:58 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI sudah menemukan cara agar tidak ada lagi praktik penggelembungan atau mark up anggaran.

Basuki pun memberi contoh rumah susun yang akan dibangun di Muara Angke. Ia memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk membangun satu unit rusun adalah Rp 200 juta. Jika ada 100 unit yang dibangun, maka pengembang membutuhkan sekitar Rp 20 miliar. Jika pengembang sudah selesai membangun, Ahok mengatakan Pemprov DKI akan memanggil tim appraisal untuk menghitung nilai bangunan.

"Misalnya mereka habis bangun, dia ngakunya Rp 100 miliar, tapi begitu appraisal ngitung, enggak bisa nih, harganya cuman Rp 80 miliar. Jadi yang dimasukan dalam pembukuan kita itu adalah yang Rp 80 miliar," ujar Basuki di Balai Kota, Rabu (22/4/2015).

Dengan cara tersebut, Ahok berharap tidak ada lagi praktik mark up anggaran. Ahok mengatakan, selama ini, banyak aset Pemprov DKI yang tidak laku ketika dilelang. Ternyata alasannya nilainya yang dicatat terlalu mahal. Hal ini karena barang tersebut telah di-mark up saat pengadaannya dulu.

"Jadi banyak proyek kita, mungkin cuman kerjain 100 perak, di-mark up jadi 200 perak. Karena 200 perak dibuat penyusutan, sampai akhir masih ada 80 perak. Padahal kalau dilelang barangnya tinggal 20 perak. Siapa yang mau beli? Itu yang terjadi di DKI," ujar Basuki.  

Basuki pun mengatakan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah akan memantau langsung hal tersebut. Setiap proyek SKPD yang sudah selesai akan dihitung oleh tim appraisal. Pemprov pun hanya memasukan nominal yang dinyatakan oleh tim tersebut.

"Makanya sekarang kalau SKPD mau main mark up, main aja. Selama BPKAD masih Pak Heru, dilihat terima yang rendah pasti ditangkep. Jadi kita bikin jebakan batman sama SKPD yang mau mark-up," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Tak Hanya Kader, PKS juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilage' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilage" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Warga 'Numpang' KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Warga "Numpang" KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Megapolitan
Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com