Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Gerindra Sindir Wacana Apartemen Prostitusi dan PSK Bersertifikat

Kompas.com - 28/04/2015, 11:48 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Syarief, menyindir Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang mewacanakan membangun apartemen khusus kegiatan prostitusi dengan pekerja seks komersial (PSK) yang disertifikasi.

Ia menilai wacana tersebut sudah kelewatan karena tidak menaati norma-norma yang berlaku di Indonesia. "Saya mendukung wacana Ahok. Silakan saja, tetapi di luar negeri. Nanti tinggal siapin aja tempat dan travel yang bisa bawa orang-orang yang berminat ikut. Ahok jadi koordinatornya," kata Syarief di Gedung DPRD DKI, Selasa (28/4/2015). [Baca: Contoh Filipina, Ahok Usul PSK Bersertifikat]

Oleh karena itu, Syarief menantang Ahok untuk melakukan debat terbuka mengenai permasalahan prostitusi di Jakarta. "Saya menantang debat terbuka dengan Ahok soal wacananya yang keblinger tentang lokasi prostitusi," kata Sekretaris Komisi A ini.

Sebelumnya, Ahok mengatakan, wacana PSK bersertifikat bertujuan agar pemerintah bisa mengontrol mereka. Ia yakin dengan cara itu pemerintah bisa lebih mengontrol praktik prostitusi. Dengan begitu, pemerintah bisa memberi solusi. [Baca: Ahok Beri Penjelasan soal PSK Bersertifikat}

"Kalau kita baca-baca, ada PSK tobat segala macam, itu karena ada yang mempertobatkan mereka. Nah, itu karena (mereka) di kompleks, ketahuan siapa orangnya. Sekarang kita tahu enggak dia (PSK) siapa? Saya mau tanya di Kalibata City, kita enggak tahu kan (siapa PSK-nya)? Pindah pindah, takut ditangkap. Kita enggak tahu," ujar dia, di Balai Kota, Senin (27/4/2015). [Baca: Ahok Lontarkan Ide Bangun Apartemen Khusus Prostitusi]

Meskipun demikian, Ahok menyadari ide yang dia lontarkan itu bakal ditentang berbagai pihak. "Saya hanya ingin sampaikan pikiran tentang PSK ini. Tentang perbudakan. Menurut saya, ini lebih ngeri lho enggak bisa kita kontrol. Kedua, tentu masalah penegakan hukum. Ya bisa ada oknum aparat terlibat. Kalau terlibat, kita harus lawan bersama," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Ngaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Ngaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com