Hal itu disampaikannya saat menanggapi pertanyaan seputar kelanjutan taruhan rumah dan ruko yang akan diberikannya bila ia dinyatakan bersalah. "Taruhannya tidak kepada media, nanti dikira sombong," ujar dia, di Gedung DPRD DKI, Selasa (28/4/2015).
Sebagai informasi, beberapa waktu lalu Lulung sempat menyatakan yakin tidak terlibat dalam kasus dugaan korupsi UPS. Meski bertindak sebagai koordinator di Komisi E, dia menegaskan bahwa ia tidak aktif dalam Badan Anggaran DPRD periode 2009-2014. [Baca: Yakin Tak Terlibat Korupsi UPS, Lulung "Bertaruh" Rumah Rp 2 Miliar dan 3 Ruko]
Saat itu, Lulung menantang wartawan bertaruh untuk meyakinkan dia tak bersalah. "Kalau gue bersalah, buru-buru deh gue ditahan. Kita fair aja. Rumah gue Rp 2 miliar. Ruko ada tiga, jadi Rp 6 miliar. Lu (wartawan) Rp 100 juta aja. Ayo, tanda tangan. Kalau gue terlibat, lu ambil dah taruhan gue. Gue berani jamin, gue enggak salah," ujar dia, di Gedung DPRD DKI, Selasa (31/3/2015).
Seperti diberitakan, ruang kerja Lulung digeledah oleh penyidik Bareskrim Polri pada Senin (27/4/2015) kemarin. [Baca: Polisi Geledah Ruang Kerja Lulung]
Pada kesempatan terpisah, Kepala Bareskrim Polri Komjen Budi Waseso mengatakan, beberapa saksi menyebut nama Lulung sebagai salah satu orang yang terlibat pengadaan UPS pada 2014. [Baca: Kabareskrim: Saksi-saksi Sebut Nama Lulung]
Meski demikian, ia mengatakan bahwa penyidik mesti melakukan cek silang hasil keterangan saksi dengan keterangan Lulung serta barang bukti yang digeledah dari ruangan kerjanya, Senin (27/4/2015).
"Saksi-saksi menyebut nama Lulung, meski saat ini Lulung masih sebagai saksi. Sementara ini arahnya ke beliau tapinya, ya," ujar Budi di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa siang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.