Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Itu Bangunan Betawi dari Planet Mana Ya, Uranus, Neptunus, atau Mars?"

Kompas.com - 29/04/2015, 11:17 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejarawan JJ Rizal menilai bangunan utama di Zona A Pusat Budaya Betawi (PBB) di Setu Babakan tidak representatif terhadap arsitektur Betawi asli. Menurut putra Betawi asli itu, saat melihat bangunan utama Perkampungan Budaya Betawi (PBB) itu, dia seperti sedang melihat sinetron di TV-TV yang bertema Betawi.

"Enggak Betawi banget! Saya yang orang Betawi dan mempelajari Betawi selama 15 tahun lebih merasa tidak kenal sekaligus aneh sambil bertanya-tanya. Itu bangunan Betawi dari planet mana ya, Uranus, Neptunus, atau Mars?" kata JJ Rizal kepada Kompas.com, Selasa (28/4/2015).

JJ Rizal yang berniat maju sebagai calon wali kota Depok itu mengatakan bahwa arsitektur yang digunakan melenceng dari konsep pertunjukan kesenian Betawi. Proyek raksasa dengan dana Rp 120 miliar itu, kata dia, tidak diniatkan untuk menghidupkan Betawi, tetapi justru malah membunuh karakter budaya Betawi.

"Ini pembunuhan karakter budaya Betawi, khususnya dalam menerapkan konsep panggung teater yang menggunakan amfiteater atau pilar raksasa model dorik gitu. Yang sekarang ini, ngawur abis alias teasing dari sejarah tradisi budaya arsitektur Betawi yang historis," ujarnya.

Dua bangunan utama yang dimaksud JJ Rizal merupakan gedung museum dan gedung serbaguna di Zona A PBB. Gedung museum merupakan bangunan modern dua lantai bertembok putih dan berbentuk seperempat lingkaran, sedangkan bangunan gedung serbaguna berbentuk balairung beratap kerucut. Bangunan yang baru rampung 70 persen itu disiapkan sebagai panggung teater tertutup berkapasitas 500 penonton.

Dihubungi terpisah, pengelola PBB Zona Embrio, Indra, mengatakan bahwa bangunan di Zona A tidak merepresentasikan adat Betawi. Menurut dia, bangunan gedung serbaguna itu memang khusus dibangun untuk mencegah terjadinya pembatalan pertunjukan karena gangguan cuaca.

Selain itu, Indra menjelaskan bahwa di Zona A tetap ada bangunan dan panggung yang tetap mengusung konsep budaya Betawi, khususnya panggung terbuka di Zona A dan Zona Embrio.

"Kan ada bangunan teater yang tidak bersekat di Zona A. Tidak ada sekat antara penonton dan pementas. Di Zona Embrio juga begitu, tetap ada panggung terbuka. Kalau gedung serbaguna itu dibangun supaya saat ada pertunjukan tidak terkendala panas atau hujan," katanya.

Terlepas dari itu, Indra juga mengklaim bahwa proses pembangunan gedung juga sudah diketahui dan persetujuan dari pihak Badan Musyawarah (Bamus) Betawi. Namun, lanjut Indra, pihak Bamus hanya dilibatkan sebatas pemberi usulan saja.

"Kita (Bamus) juga dilibatkan saat masih dalam proses usulan dan konsep pembangunan gedung, tetapi memang kapasitasnya hanya sebatas pemberi usulan. Eksekutornya tetap dari pihak SKPD," tuturnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama sebelumnya menyoroti sejumlah fasilitas bangunan yang rusak saat blusukan ke kawasan tersebut beberapa waktu lalu, mulai dari kayu lantai yang retak, kolam yang berjamur, hingga atap kaca kanopi yang merembes karena lemnya kurang merekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com