Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sastra Reboan Semoga Bermanfaat Bagi Kehidupan

Kompas.com - 02/05/2015, 20:18 WIB

Selamat ulang tahun Sastra Reboan,
semoga awet, semoga bermanfaat bagi kehidupan”.

Kalimat itu dilantunkan dalam irama nyanyian oleh Jodhi Yudono, pemusik dan penggubah lagu sebelum tampil di penghujung Sastra Reboan, Rabu (29/4/2015) malam di Warung Apresiasi (Wapres), Bulungan, Jakarta Selatan.

Larik yang sederhana tapi begitu berat dilakoni oleh sebuah komunitas sastra. Komunitas yang dibentuk dan dijalankan dari kecintaan terhadap sastra, dan mampu (jika bisa dikategorikan awet) bertahan selama 7 (tujuh) tahun.Tanpa ada sponsor, hanya dari patungan para penggiatnya dan yang peduli seperti Slamet Widodo yang beberapa tahun ini jadi Pembina.

Malam itu, yang cukup diberkati dengan jalanan yang tidak macet dan cuaca bersahabat, Sastra Reboan berulangtahun ke tujuh. Dirayakan dengan sederhana lewat pembacaan puisi, diskusi pendek, musik dan tarian.

Jika ada yang beda hanya pada sambutan singkat dari Yo Sugianto yang menggagas dan saat ini jadi “mandor” Sastra Reboan, serta tiup lilin pada kue oleh Slamet Widodo bersama Ilenk Rembulan, Dedy Tri Riyadi dan Zay Lawanglangit (sebagian pendiri yang sempat hadir malam itu). Nuruddin Asyhadie yang di awal berdirinya Sastra Reboan juga turut ke panggung bersama Saut Situmorang.

Acara yang mengambil tajuk “Tujuh” itu dibuka duo MachoMarche yakni Duta dan Asterina yang memainkan gitar akustiknya. Dua lagu “Buaian Dansa” dan “Senja dan Matahari” ditampilkan,yang menjadi awalan gawe malam itu. Pengunjung, kata sebagian orang disebut Reboaner, mulai memadati sudut ruangan Wapres, ditingkahi obrolan dan diskusi kecil. Suara-suara yang tak bisa dihindari di tengah performance di panggung,yang mestinya bisa berkurang “volumenya” sebagai bentuk apresiasi terhadap para penampil.

Penulis puisi yang juga perupa, Andreas Iswinarto kemudian tampil membacakan dua puisinya “Air Mata Api’dan “Api dan Air”. Ini merupakan penampilan pertama di Sastra Reboan bagi Andreas, yang sedari remaja menggenggam mimpi menjadi penyair dan menerbitkan buku. Mimpi yang mesti diraih, seperti halnya beberapa penulis puisi lainnya yang pernah tampil dengan mimpi serupa.

Untuk yang pertama kali pun juga dialami oleh Riri Satria, pengusaha yang suka menulis, yang datang bersama isterinya. Ia menikmati sajian dari awal hingga akhir acara. “Selama ini saya hanya mengikuti berita dan fofo-foto yang ada di facebook. Senang bisa hadir, tepat di ulang tahun Sastra Reboan ketujuh ini,’ujar Riri.

Acara yang menampilkan trio mc, Masita Riany, Ira Soeginda dan Agus Kuburan makin memanas saat Sanggar Svadara menyajikan medley tarian tradisional dengan manisnya. “Jejer Jaran Dawuh” (Banyuwangi), Tari Piring (Minang) dan Zapin Merindu (Banjarmasin) mampu memukau penonton. Komunitas para penari kampus ini pada 9-18 Agustus 2015 mendatang akan mewakili Indonesia mengikuti Sabah International Folklore Festival di Kinibalu, Sabah, Malaysia.

Diskusi yang hadir setelah tarian menawan itu adalah kumpulan puisi “Parinseja” karya Steve Elu, penyair muda asal Nusa Tenggara Timur yang saat ini bekerja sebagai jurnalis sebuah majalah di Jakarta. Sebelum dimulai, Josephine Maria dan Jack Aria, duo yang lama tak terlihat, tampil membawakan puisi Steve Elu yang bertajuk “Dari Titik Nol”. Sebagai pembahas adalah Berto Tukan, penulis puisi yang kini mahasiswa S-2 STF Driyakara.

Ia mengemukakan, puisi-puisi Steve kental dengan kedaerahan dan kekatolikan, meski ia sekian tahun berdiam di ibukota. Hal ini juga diakui oleh Steve yang banyak terpengaruh oleh penyair “celana”, Joko Pinurbo dalam proses kepenyairannya. Usai diskusi, Steve juga didaulat membacakan puisinya, dan ia pun memilih "Parinseja".

Usai diskusi, Idaman Andarmasoko tampil. Ia penyair kawakan, dan sudah dua kali tampil di Sastra Reboan. “Tak terasa, terakhir mengisi panggung ini lima tahun lalu, dan Reboan tetap ada,” ujarnya sesaat sebelum naik panggung. Sedangkan Lingga, yang baru pertama kali tampil di Reboan membawakan “Sebatang Lisong”, salah satu karya Rendra yang ternama.

Instrumentalia lagu kesohor “Scarborough Fair” dari Simon & Garfunkel menjadi sajian menarik lainnya, yang dibawakan oleh Gyan (sitar, asal Slovakia), Yogi (jimbe, India), Adang (Gitar) dan Branjangan (gitar). Mereka juga melanjutkan penampilannya, kali ini dengan Feryna Setyowati yang menyanyikan “In Your Eyes” dari Peter Gabriel, mantan vokalis Genesis. Athika tampil pula dengan tariannya yang cukup menggoda. “Tombo ngantuk,”celetuk beberapa pengunjung.

Tak hanya kolaborasi itu saja yang mengundang perhatian, Simo pun mampu menyihir pengunjung dengan gesekan biolanya. Lelaki tampan asal Spanyol yang menjadi guru musik di Jakarta International School (JIS) Jakarta ini tampil bersama Alif yang memainkan gitar akustik. Keduanya bermain kompak membawakan tiga lagu secara instrumentalia, antara lain karya Paco de Lucia. Irama gypsi pun hadir dan mengalir dengan sambutan meriah.

Usai turun dari panggung, Simo menyatakan kegembiraannya bisa turut ambil bagian di Sastra Reboan.”Thanks a lot for organizing such a wonderful event and let people play music also,” ujar Simo yang akan senang jika diundang kembali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com