Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Transportasi Minta Pajak Angkutan Umum Kepemilikan Pribadi Dikurangi

Kompas.com - 04/05/2015, 15:54 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menyebut pengenaan pajak kendaraan bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) bagi angkutan umum kepemilikan pribadi terlalu tinggi. Pajak yang dikenakan sebesar 100%.

Padahal menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permen) Nomor 101 Tahun 2014 tentang Penghitungan Dasar Mengenai Pajak KB dan BBN-KB tahun 2015, dalam Pasal 6 dan 7 disebutkan bahwa Pengenaan PKB dan BBN-KB untuk kendaraan bermotor angkutan umum orang dan barang ditetapkan sebesar 30%. Sementara untuk angkutan umum barang ditetapkan sebesar 50%.

"Tafsir di lapangan, semua kendaraan umum yang di antaranya tergabung dalam Badan Hukum Koperasi, diberlakukan pengenaan sebesar 100% karena dicantumin nama kepemilikan pribadi di STNK," kata Ketua DTKJ, Ellen Tangkudung, Jakarta Pusat, Senin (4/5/2015).

Melihat persoalan ini, DTKJ mendorong agar pengembalian kesepakatan soal pajak yakni 30% dan 50%. Ellen juga menyebut perlu adanya regulasi dari Gubernur DKI Jakarta berkaitan dengan dasar hukum rujukan bagi pelaksana tugas di lapangan dalam mengenakan besaran pajak Kendaraan Bermotor Angkutan Umum.

Sementara itu, DTKJ tak menampik masih banyaknya angkutan umum dengan status kepemilikan pribadi. Mereka kebanyakan berbadan hukum namun kendaraan dengan status kendaraan pribadi.

"Tapi masalahnya, kepemilikan kendaraan pribadi. Koperasi-koperasi angkutan umum di Jakarta berbadan hukum, tapi kendaraaan milik pribadi. Harusnya STNK itu koperasi, misalnya namanya PT MetroMini," kata Edi Nursalam, Komisi Litbang DTKJ.

Untuk itu, Ellen mendesak Pemprov DKI untuk menertibkan administrasi para pemilik kendaraan yang belum berganti kepemilikan sesuai badan hukumnya. Sebab, selama ini, Pemprov DKI dinilai belum tegas terkait pelaksanaan ini.

"Supaya enggak ada perbedaan pandangan kayak gini lagi," kata Ellen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com