Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Lukisan Maestro Affandi yang Hilang

Kompas.com - 05/05/2015, 09:30 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA. KOMPAS.com — Lukisan karya Affandi berjudul "Self Portrait and His Pipe" yang menghilang dari rumah Emir Sundoro di Pondok Indah, Jakarta Selatan, sejak Mei 2014 lalu, ternyata menyimpan sebuah kisah. Lukisan yang dilelang senilai Rp 5 miliar itu menceritakan kisah Sang Maestro saat bertandang ke Italia.

Kepala Unit I Subdirektorat Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Imran Gultom mengatakan, perjalanan Affandi itu dilakukan sekitar tahun 1950-an. Saat itu, Affandi hidup luntang-lantung dan tidak memiliki banyak uang.

Kemudian, karena melihat orang memakan kepiting, ia juga ingin mencicipinya. Namun, uangnya tidak cukup sehingga ia hanya bisa membeli rokok. Sang Maestro kemudian terinspirasi dengan kondisinya saat itu dan melukis potret dirinya dengan teknik abstrak.

“Makanya kalau dilihat dari lukisan ini, ada bagian dahinya yang bentuknya seperti kepiting,” jelas Imran.

Lukisan yang dibuat pada 1974 itu kemudian dibeli oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional periode 1971-1973, Widjojo Nitisastro. Selanjutnya, lukisan itu dikuasai turun-temurun oleh keluarga Widjojo.

Terakhir, lukisan itu dimiliki oleh Wijaya Laksmi Kusumaningsih, anak Widjojo satu-satunya yang juga istri Emir. Lukisan itu pun selalu diletakkan di sebuah joglo di rumah peninggalan Widjojo.

Hilang pada Mei 2014

Sawitri, cucu Widjojo, membaca berita di internet dan menemukan lukisan "Self Portrait and His Pipe" dilelang di Hongkong senilai Rp 5 miliar. Ia kaget dan memberi tahu orangtuanya. Mereka semua terkejut karena merasa lukisan tersebut tidak pernah hilang dan selalu ada di rumahnya.

Faktanya, lukisan itu telah ditukar oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan lukisan palsu. Alhasil, lukisan yang asli pun telah beberapa kali berpindah tangan dan akhirnya sampai pada pelelangan tersebut.

Kemudian, keluarga Widjojo pun melaporkan kehilangan ini kepada Polda Metro Jaya. Hingga kini, polisi masih menyelidiki kasus ini, tetapi mengaku sudah memiliki titik terang.

Perbedaan

Sekilas, sulit membedakan lukisan karya Affandi asli dan palsu. Bahkan, keluarga Widjojo yang memiliki lukisan itu tidak mengenali lukisan palsu hasil penukaran pencuri di rumahnya. Hingga menemukan fakta lukisan asli Affandi sudah dilelang di Hongkong, mereka masih menganggap lukisan yang ada di rumah adalah asli.

“Dibutuhkan ahli lukisan untuk menganalisisnya,” kata Imran.

Menurut sang ahli lukisan, perbedaan mencolok antara lukisan asli dan palsu yakni teknik pelukisan. Lukisan Affandi asli dilukis menggunakan tangan, sedangkan lukisan palsu dilukis menggunakan kuas.

Perbedaan lukisan asli dan palsu juga terdapat pada kanvas yang digunakan. Lukisan asli juga dilukis di atas kanvas buatan sendiri, sedangkan lukisan palsu menggunakan kanvas buatan pabrik. Warna cat yang digunakan pada kedua lukisan juga perbeda. Warna merah pada lukisan palsu kurang merah dibandingkan dengan lukisan asli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com