Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Sebut Layanan Transjakarta Malam Hari Tak Datangkan Keuntungan

Kompas.com - 06/05/2015, 19:03 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih menyebut pengoperasian layanan transjakarta malam hari sebenarnya tak mendatangkan keuntungan materi. Hal itu berdasarkan evaluasi terhadap pengoperasian layanan transjakarta malam hari di koridor 1,3, dan 9 yang dilakukan sejak Juni 2014.

Selama pengoperasian layanan bus transjakarta malam hari di tiga koridor tersebut, kata dia, jumlah penumpang yang bisa diangkut hanya mencapai rata-rata sekitar 100.000 orang per tiap bulannya.

"Secara ekonomis tidak mendatangkan laba," kata Kosasih melalui pesan singkatnya, Rabu (6/5/2015).

Meski demikian, Kosasih menyatakan tujuan utama diadakannya layanan bus transjakarta tidak semata-mata mengejar laba, tetapi merupakan simbol dukungan dari pemerintah terhadap mobilitas warganya.

Hal itulah yang melatarbelakangi diluncurkannya pengoperasian layanan transjakarta malam hari di koridor 2,5,8, dan 10 yang mulai berlaku malam ini.

"Peningkatan layanan Amari (angkutan malam hari) ini kami tambah sesuai kebutuhan penumpang. Pengoperasiannya atas permintaan penumpang dan wujud dari peningkatan pelayanan. Ke depannya seluruh koridor harus 24 jam operasional," ujar dia.

Sama seperti pengoperasian layanan transjakarta malam hari di tiga koridor sebelumnya, Kosasih mengatakan layanan transjakarta malam hari di koridor 2,5,8, dan 10 hanya berhenti di halte-halte tertentu yang dekat dengan pusat perbelanjaan dan keramaian.

Jarak waktu tunggu antar bus akan berkisar diantara 10-30 menit. Adapun harga tiket sama seperti layanan transjakarta pada jam normal, yakni Rp Rp 3.500.

"Jumlah bus tambahan yang akan melayani adalah sebanyak 28 unit. Karena dioperasikan pada dini hari dan dengan jalur yang steril, kedatangan bus di setiap halte kami minta harus terukur baik sesuai dengan headway yang telah ditetapkan," kata Kosasih.

Berikut halte-halte yang dilayani oleh transjakarta malam hari di koridor 2,5,8, dan 10: Koridor 2: Pulo Gadung 1, Pulo Mas, Cempaka Timur, RS Islam, Rawa Selatan, Senen, Gambir 1, Harmoni, Monas dan Kwitang.

Koridor 5: PGC 2, BKN, Cawang UKI, BNN, Kampung Melayu, Pasar Jatinegara, Slamet Riyadi, Matraman 2, Salemba UI, Kramat Sentiong, Central Senen, Pasar Baru Timur, Jembatan Merah, Mangga 2 Square, Pademangan dan Ancol.

Koridor 8: Lebak Bulus, Pondok Indah 1, Pondok Indah 2, Pasar Kebayoran Lama, Simprug, Permata Hijau, RS Medika, Kebon Jeruk, Duri Kepa, Kedoya Green Garden, Grogol 2 dan Tomang.

Koridor 10: Cawang UKI, Cawang Soetoyo, Penas Kalimalang, Utan Kayu Rawamangun, Kayu Putih Rawasari, Pulomas Bypass, Cempaka Mas 2, Yos Sudarso Kodamar,  Sunter Kelapa Gading, Plumpang Pertamina, Permai Koja, Enggano dan Tanjung Priok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com