Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 75 Rute Kopaja dan Metromini Bobrok di Jakarta

Kompas.com - 11/05/2015, 10:52 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Data dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia menyebutkan, saat ini ada sekitar 75 rute angkutan umum di Jakarta yang dilayani oleh bus-bus kopaja maupun metromini yang dalam kondisi tidak laik. Mayoritas dari rute tersebut adalah rute yang selama ini belum terlayani oleh bus transjakarta.

Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto menilai, masih banyaknya rute-rute angkutan umum yang dilayani bus tidak laik inilah yang membuat program ajakan agar warga berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum tidak berhasil. Oleh karena itu, ia yakin, bila semua bus kopaja dan metromini yang ada di 75 rute itu bisa diremajakan, maka program yang bertujuan untuk meminimalisir kemacetan di Ibu Kota ini bisa berjalan dengan baik.

"Bus kopaja (tak laik) sekarang total melayani 25 rute, metromini sekitar 50 rute. Kalau semuanya bisa dibenahi, bayangkan ada berapa banyak potensi penumpang yang bisa diangkut kalau semuanya itu diintegrasikan dengan transjakarta dan di bawah pengelolaan transjakarta," kata dia kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.

Selain bisa meningkatkan jumlah warga pengguna angkutan umum, Yoga mengatakan peremajaan bus kopaja dan metromoni akan bisa mempermudah modifikasi rute sesuai kebutuhan. Dengan dilakukannya peremajaan bus maka nantinya sistem pembayaran untuk operasional bus tidak akan lagi menggunakan sistem setoran, melainkan sistem rupiah per kilometer.

Menurut Yoga, penggunaan sistem rupiah per kilometer akan membuat penumpang tidak akan lagi membayar dengan uang tunai, melainkan dengan uang elektronik. Dengan demikian, pola perjalanan penumpang akan semakin mudah terbaca.

"Nanti akan kelihatan pola pergerakan warganya seperti apa. Ternyata di area ini penumpang ramai, di rute ini enggak ramai. Jadi nanti bisa aja Kopaja P-20 enggak cuma Lebak Bulus-Senen aja. Nanti ada yang Lebak Bulus ke Monas, ada juga yang enggak berangkat dari Lebak Bulus, tapi dari Fatmawati langsung ke Senen. Banyak variasi tapi rute utamanya masih ada. Ini bisa dilakukan kalau semua operator berada di bawah transjakarta," papar Yoga.

Sebelumnya, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menegaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan menyingkirkan secara bertahap bus-bus kopaja maupun metromini yang sudah dalam kondisi tidak laik dan masih beroperasi dengan sistem setoran. Sebab, ia mengaku ingin meremajakan bus-bus kopaja dan metromini, yang disertai dengan menggabungkannya dengan manajemen PT Transjakarta.

Ahok, sapaan Basuki, yakin bila seluruh kopaja dan metromini bergabung di dalam manajemen PT Transjakarta, maka nantinya tidak akan ada lagi bus kota yang ugal-ugalan untuk mengejar setoran. Sebab, sistem pembayaran yang nantinya akan digunakan adalah rupiah per kilometer, bukan setoran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD Minta Pemprov DKI Beri Edukasi Standar Kesehatan ke Juru Sembelih Hewan Kurban

DPRD Minta Pemprov DKI Beri Edukasi Standar Kesehatan ke Juru Sembelih Hewan Kurban

Megapolitan
Kasus Ibu Muda Cabuli Anaknya Sendiri, Polda Metro Jaya Periksa Suami Tersangka

Kasus Ibu Muda Cabuli Anaknya Sendiri, Polda Metro Jaya Periksa Suami Tersangka

Megapolitan
Polda Metro Periksa Kejiwaan Ibu Muda yang Cabuli Anak Kandungnya

Polda Metro Periksa Kejiwaan Ibu Muda yang Cabuli Anak Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah Ternyata Juru Parkir Liar

2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah Ternyata Juru Parkir Liar

Megapolitan
Ganggu Pejalan Kaki, Pedagang Hewan Kurban di Trotoar Johar Baru Pindah Lapak

Ganggu Pejalan Kaki, Pedagang Hewan Kurban di Trotoar Johar Baru Pindah Lapak

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah

Polisi Tangkap 2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah

Megapolitan
Istri dan Tetangganya Keracunan Setelah Makan Nasi Boks, Warga Cipaku: Alhamdulillah, Saya Enggak...

Istri dan Tetangganya Keracunan Setelah Makan Nasi Boks, Warga Cipaku: Alhamdulillah, Saya Enggak...

Megapolitan
Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Megapolitan
Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Megapolitan
Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Megapolitan
UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

Megapolitan
Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Megapolitan
Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Megapolitan
Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com