Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ultimatum untuk SKPD DKI yang Belum Serahkan Dokumen Lelang

Kompas.com - 11/05/2015, 13:55 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengultimatum satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang belum mengajukan dokumen lelang kegiatan pekerjaannya. Menurut Saefullah, setiap SKPD diberi waktu maksimal hingga dua pekan ke depan untuk menyelesaikan proses tersebut.

Bila tidak bisa mengajukan dokumen lelang dalam dua pekan, Saefullah menyatakan anggaran yang telah dialokasikan untuk SKPD yang bersangkutan akan dikunci alias tidak bisa digunakan. Untuk bisa menggunakannnya, kata dia, maka SKPD yang bersangkutan harus mengajukan ulang saat penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Perubahan 2015.

"Untuk meningkatkan penyerapan, setiap minggunya akan kita evaluasi. Bukan hanya dua minggu, tapi setiap minggu. Kaya sekarang setiap Senin ada berapa, minggu depan ada berapa, terus seperti itu. Kalau memang enggak bisa berjalan, akan kita lock dan kita matikan. Nanti akan kita alihkan di (APBD) Perubahan," kata Saefullah, di Balai Kota, Senin (11/5/2015).

Hingga Mei 2015, baru empat dari total 6.000 kegiatan tahun anggaran 2015 yang telah selesai dilelang. Empat kegiatan tersebut adalah pengadaan buku rapor semua tingkat sekolah, pengadaan pakan ternak kering dan pakan hidup atau daging di Taman Margasatwa Ragunan, pelaksanaan Asian Golf Tourism Convention, dan proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI).

Meski demikian, Saefullah optimistis 6.000 kegiatan yang ada di Jakarta akan bisa terlaksana pada tahun ini. Ia yakin rendahnya penyerapan anggaran pada tahun lalu tidak akan terulang lagi pada tahun ini. Sebab, kata dia, saat ini Pemprov DKI telah memiliki tujuh kantor Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) yang tersebar di Balai Kota DKI Jakarta; lima kantor Wali Kota, dan di kantor Bupati Kepulauan Seribu. Dengan demikian, proses pengurusan dokumen lelang tidak akan tersentral seperti tahun lalu saat Pemprov DKI hanya memiliki satu kantor Unit Layanan Pengadaan (nama lama BPPBJ).

"Kalau saya sih masih optimis karena kita sekarang sudah dilayani di tujuh lokasi dari BPPBJ. Kalau dulu kan tersentral. Karena itu akan kita pacu terus agar SKPD bisa kerja lebih keras lagi menyiapkan dokumen lelangnya," ujar Saefullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com