Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Tahun Tragedi Mei '98, Perempuan Ini Masih Cari Keadilan untuk Anaknya

Kompas.com - 11/05/2015, 22:53 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 17 tahun lalu, Ruyati Darwin (67) tak menyangka anaknya, Teten Karyana (32) ikut jadi korban Tragedi Mei 1998. Eten meninggal saat terjebak dalam kebakaran Yogya Plaza, salah satu pusat perbelanjaan di Klender, Jakarta Timur.

"Berkas Mei '98 ini kan sudah di Kejagung. Kami berharap cepat diselesaikan," kata Ruyati, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/5/2015).

Penyelesaian kasus Tragedi Mei 1998 belum jelas. Selama ini berkas yang berada di Kejaksaan Agung belum ada tanda tersentuh kembali untuk diselesaikan.

"Saya meminta kepada Bapak Presiden Joko Widodo untuk menyuruh bawahannya (Kejagung) untuk menyelesaikan kasus '98," ucap Ruyati.

Ruyati yakin kasus tersebut akan segera selesai jika ada mandat dari Presiden. Pasalnya, berkas tersebut sudah mencapai tahunan masuk dalam Kejagung.

Ruyati terus mencari anaknya, Eten, saat ia mengetahui anaknya tersebut tak pulang. Ia sendiri mengetahui anaknya pergi ke tempat tersebut. "Saya tahu dari anak saya yang paling kecil, katanya Aa (Eten) pergi ke sana," ucap Ruyati.

Saat itu Ruyati percaya Eten tak berbuat yang macam-macam. Sebab Eten sudah dianggap dewasa. Saat itu Eten juga baru pulang dari tempatnya mengajar di salah satu SMA di Bekasi. Namun, menjelang subuh, Eten tak pulang. Ruyati gelisah, akhirnya memutuskan untuk mencari Eten.

Ruyati akhirnya pasrah setelah melihat berita di salah satu program berita di televisi swasta yang memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk atas nama anaknya 'Eten Karyana'. KTP tersebut ditemukan di Yogya Plaza yang saat itu terbakar hebat.

Ruyati yakin anaknya bukan termasuk yang ikut menjarah toko. Menurut saksi mata yang bercerita kepadanya, Eten berusaha menyelamatkan seorang anak kecil yang meminta tolong di tengah kerumunan orang yang sedang asyik menjarah.

Kini, Ruyati tengah menanti penyelesaian kasus tragedi Mei '98. Untuk mengenang anaknya dan korban Mei '98 lainnya, Ruyati juga menanti peresmian Prasasti Mei '98 di TPU Pondok Rangon, Rabu (13/5/2015) nanti oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Upaya ini adalah salah satu bentuk tanggung jawab negara untuk merawat ingatan publik dan pemulihan pada korban" kata Ketua Subkomisi Partisipasi Masyarakat Komnas Perempuan Maria Amirrudin, Menteng, Jakarta Pusat, Senin sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com