Sebelum menangis, Anton ditanya mengenai pendapatnya terhadap kasus tersebut. Pantauan Kompas.com, wajah Anton terlihat memerah pada awalnya. Sesaat, pewarta mengira kalau Anton kepanasan karena kondisi saat diwawancara, matahari masih panas menyengat. Belum lagi pewarta dari berbagai media duduk dan berdiri cukup dekat dengan Anton.
Bersama Anton, turut serta Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda dan Direskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto.
Anton sebelumnya telah terlihat menahan tangis. Dia awalnya berkeringat, matanya memandang ke arah bawah. Dia tak menatap kamera para pewarta yang mengerubunginya. Suaranya makin pelan ketika menjawab pertanyaan. "Saya, sebenarnya kasihan..." kata Anton singkat.
Setelah itu suaranya tertahan, dan salah satu anggota polisi langsung mengulurkan tisu ke Anton.
"Itu tega dan kejam sekali. Macan saja tak berani memakan anaknya hidup-hidup, kok orang tua ini tega sekali," ujarnya sambil berurai air mata.
"Hal ini yang membuat kita harus membuka mata. Hanya karena narkoba mereka (anak-anak) jadi telantar dan kurang kasih sayang," katanya lagi.
Tidak hanya itu, Anton juga berkomentar terkait ditemukannya sabu di rumah mereka dan hasil tes urine yang menandakan bahwa T (45) dan N (42), kedua orangtua kelima anak, positif menggunakan narkoba.
"Itulah, kalau memakai narkoba, efeknya bukan buruk buat diri sendiri, tapi juga buruk buat anak," tambah Anton.
Setelah selesai menemui pewarta, Anton terlihat masih menemui AD (8), salah satu dari lima anak terlantar itu. Anton pun masih sempat menggendong AD dan membawanya berkeliling di sekitar rumah aman.
Pemandangan tersebut sempat terekam oleh kamera pewarta yang masih ada di sana. Ketika Anton dan rombongan Humas Polri akan beranjak pergi, AD berteriak memanggil Anton dan terlihat seperti ingin ikut pergi. "Ayah, ayah sini ayah," seru AD.
AD pun kemudian diberi pengertian dan dibawa pergi oleh salah satu pembina yang ada di rumah aman ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.