Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lasro Sebut Retno Listyarti sebagai Pencetus Transparansi Anggaran di Sekolah

Kompas.com - 18/05/2015, 13:42 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala SMA Negeri 3 Retno Listyarti disebut merupakan kepala sekolah negeri pertama di Jakarta yang mendeklarasikan program transparansi pengelolaan anggaran di sekolah. Hal itu diungkapkan oleh mantan Kepala Dinas Pendidikan Lasro Marbun.

Menurut Lasro, hal itu dilakukan Retno saat masih menjabat sebagai Kepala SMAN 76 pada tahun 2014.  Salah satu yang ditunjukkannya adalah dengan pembuatan website www.sman76jakarta.sch.go.id yang merupakan bagian dari peluncuran program sekolah indah, damai, dan anti korupsi.

"Pada suatu saat saya tanya ke para kepala sekolah bagaimana cara membenahi sekolah. Sekolah indah seperti apa, sekolah damai seperti apa, yang bebas korupsi seperti apa. Pertanyaan saya ini direspons beliau. Beliau yang mengimplementasikan dan pertama mendeklarasikan. Dimulai dari SMA 76, baru setelah itu menyebar ke mana-mana," kata Kepala Inspektorat ini, di Balai Kota, Senin (18/5/2015).

Meski demikian, Lasro menolak berkomentar lebih jauh seputar pencopotan Retno sebagai Kepala SMA 3.

Sebelumnya, Ketua Serikat Guru Indonesia (SEGI) Jakarta Heru Purnomo menyebut Retno sebagai orang yang sangat mengedepankan transparansi dalam penggunaan anggaran.

"Anggaran SMA 76 bisa diakses oleh siapa saja melalui www.sman76jakarta.sch.go.id. Beliau sudah melakukan transparansi anggaran di tingkat sekolah saat kepala-kepala sekolah negeri yang lain masih alergi dengan keterbukaan ini," kata Heru, di Kantor LBH Jakarta, Minggu (17/5/2015).

Tidak hanya itu, kata Heru, Retno juga pernah mengembalikan sisa dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) sebesar Rp 400 Juta pada akhir 2014.

"Pada akhir tahun 2014 beliau mengembalikan sisa penggunaan dana BOP milik SMA 76  yang totalnya mencapai Rp 400 Juta. Sebelumnya tidak pernah ada yang seperti itu," ujar dia.

Retno merupakan mantan Kepala SMA 3 yang baru saja dicopot dari jabatannya. Penyebabnya karena ia tidak berada di sekolahnya saat penyelenggaraan ujian nasional (UN), Selasa (14/4/2015).

Saat itu, ia justru berada di SMAN 2 saat Presiden Joko Widodo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, dan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama meninjau penyelenggaraan UN di sekolah tersebut.

Meski demikian, Retno merasa tidak melakukan kesalahan karena saat itu ia sedang diwawancarai sebuah stasiun televisi dalam kapasitasnya sebagai Sekretaris Jenderal FSGI. Menurut dia, saat itu ia diwawancara dalam tema yang membahas seputar dugaan kebocoran soal pada pelaksanaan UN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com