"Orangnya itu baik sama pelanggan. Sudah banyak orang yang langganan beras sama dia," ujar salah seorang pelanggan toko tersebut, Antonieta, di Pasar Mutiara Gading Timur, Rabu (20/5/2015).
Antonieta menduga pemilik toko beras tersebut juga tidak mengetahui jika berasnya tercampur dengan bahan plastik.
Salah seorang pemilik toko beras lain di pasar yang sama, Wilem, juga ragu bahwa ada penjual beras yang merusak kualitas barang dagangannya. Apalagi, pedagang tersebut sudah memiliki pelanggan yang banyak dan omzet yang besar.
"Enggak mungkin orang hancurkan dagangan sendiri. Misal dia omzet sudah Rp 10 juta per hari, buat apa dia buat buruk dagangannya kan?" ujar Wilem.
Wilem pun menepis adanya kemungkinan persaingan bisnis dalam kejadian temuan beras sintetis ini.
Sebab, selama ini, sesama penjual beras di Pasar Mutiara Gading tidak pernah berkonflik. Mereka memiliki pelanggannya sendiri-sendiri.
Jajaran Kepolisian Sektor Bantargebang Bekasi sudah menutup toko yang diduga menjual beras sintetis kepada Dewi Septiani, penjual bubur di Mutiara Gading Timur.
Penutupan itu memang tindak lanjut dari laporan warga dan juga kabar yang beredar di media sosial mengenai peredaran beras sintetis di Bekasi.
"Ini merupakan tindak lanjut laporan masyarakat yang merasa dirugikan dengan peredaran beras tersebut," ujar Kepala Kepolisian Sektor Bantargebang Komisaris Gatot Suyanto di Pasar Mutiara Gading, Bekasi Timur, Selasa (19/5/2015).
Selain menutup toko tersebut, polisi juga mengambil sampel beberapa karung beras untuk diuji di laboratorium. Keaslian dari beras tersebut baru akan dipastikan setelah tes dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.