"Dia meyakini istrinya adalah titisan Tribuana Tungga Dewi, raja Majapahit yang ketiga," kata Handika di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (22/5/2015).
Tribuana Tungga Dewi (Tribhuwana Wijayatungga Dewi) adalah ratu Kerajaan Majapahit yang berkuasa hingga pertengahan abad ke-13. Handika menuturkan, keyakinan T itu berasal dari bisikan.
"Keyakinan dia itu diperoleh dari semacam bisikan gaib, yang membimbing dia melakukan ritual secara keislaman dan kejawen, sudah hampir enam bulan," ujar Handika.
Menurut Handika, keyakinan T itu juga didasari oleh pengalaman yang dialami oleh N. "Dia (N) menceritakan banyak kejadian aneh yang dia alami selama enam bulan belakangan. Seperti ketika marah, ubinnya retak, ketika marah, gentengnya.... (tidak dilanjutkan). Di beberapa tempat. Itu salah satu kejadiannya," ujar Handika.
Sementara T, lanjut Handika, memberikan pengakuan sebagai keturunan pangeran. T menyebut dia adalah keturunan Pangeran Samber Nyawa. Berdasarkan informasi, itu adalah julukan bagi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I, pendiri Praja Mangkunegaran di Surakarta sekitar abad ke-17 silam.
Julukan Samber Nyawa diberikan pemerintah kolonial Belanda kepada Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I karena kerap membawa kematian bagi musuhnya.
Menurut Handika, T berasal dari keluarga berada. T, kata dia, pengusaha yang menjalankan bisnis distribusi BBM ke perusahaan tambang besar di Indonesia.
"Mas T bukan dari keluarga yang kurang mampu, bapak ibunya kaya, dia dari keluarga terhormat," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.