Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertipu Wawai Bridal, Leonita Sudah Menabung Sebelum Berpacaran

Kompas.com - 24/05/2015, 13:59 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com 
— Leonita (27) dan calon suaminya, Denny Santoso (28), rela mengendarai sepeda motor hingga dua jam untuk mencapai Polsek Metro Cengkareng Jakarta Barat, Sabtu (23/5/2015) sore.

Warga Jalan Karang Satria, Kampung Kompa, Tambun Utara, Bekasi, itu berharap dapat bertemu langsung dengan pemilik wedding organizer (WO) Wawai Bridal, Ali Mahmudin (45) dan Bulan Sri Wulan Sibarani (43). Ali dan Wulan baru diamankan anggota Polsek Metro Cengkareng seusai kabur ke luar kota sejak Minggu (17/5/2015).

"Saya sudah datangi Polsek (Polsek Metro Cengkareng) sejak (Sabtu) pagi, tetapi masih sepi. Saya balik lagi sorenya karena ada info pelaku sudah dijemput dari Salatiga," ujar Nita, sapaan akrab Leonita, kepada Kompas.com.

Namun, upaya yang dilakukan keduanya tidak membuahkan hasil. Keduanya bersama puluhan korban lainnya justru semakin kecewa saat disuruh pulang oleh polisi karena pelaku akan tiba agak larut malam.

Meski demikian, Nita dan pasangannya serta sebagian korban lainnya tetap bersikukuh menunggu.

"Ya, mau bagaimana lagi. Kalau tidak ada, kami mau ketemu siapa? Setidaknya kami sudah berusaha datang, mencoba menunggu. Akan tetapi kan polisi yang punya hak untuk memberi izin ketemu atau tidak," sesal Nita.

Pegawai swasta itu mengaku telah menabung sejak empat tahun lalu atau dua tahun sebelum mengenal Denny, untuk biaya menikah.

Ia mengetahui jasa WO Wawai Bridal setelah melihat iklan di internet. Saat pameran pernikahan di Jakarta, mereka juga sempat bertemu pihak Wawai Bridal.

"Saya browsing di internet, terus ketemu pas pameran di CitraLand, 31 Agustus 2014. Waktu itu saya langsung tertarik dan membayar DP (down payment) sebesar Rp 5 juta," ungkapnya.

Uang tersebut dibayarkan untuk paket pernikahan senilai total Rp 62 juta. Konsumen diiming-imingi fasilitas foto pre-wedding indoor dan outdoor, WO, sewa gedung, katering, dekorasi ruangan, kue pernikahan, mobil pengantin jenis Alphard atau Vellfire, serta bulan madu ke Bali.

Fasilitas bulan madu akan diberikan jika korban melunasi cicilan sebelum 14 Mei 2015.

"Itu uang tabungan dan patungan dengan pacar saya. Totalnya saya cicil sebanyak delapan kali dengan nominal berbeda-beda. Pernikahannya bulan Oktober 2015 ini," papar Nita.

Adapun korban lainnya, Yunita (28), mengaku dirugikan karena adanya pembatalan sepihak mengenai penyewaan gedung resepsi pernikahannya pada 7 Juni mendatang.

Warga Kalideres Jakbar itu terpaksa mengalihkan acara resepsi di gedung dengan pesta kecil-kecilan setelah pemberkatan di gereja.

"Awalnya kan setelah pemberkatan kami resepsi di gedung. Karena (penyewaan) gedungnya dibatalkan, mau enggak mau, kami resepsi seusai pemberkatan, kecil-kecilan di gereja. Itu pun untuk keluarga dan kerabat dekat aja," tutur Yunita yang merugi hingga Rp 34 juta tersebut.

Seperti diberitakan, pelaku menyerahkan diri ke Mapolsek Argomulyo, Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (22/5/2015) malam, setelah sempat menjadi buron selama lima hari.

Keduanya diketahui nekat melarikan uang para korban untuk berobat ke pengobatan tradisional. Pasalnya, Wulan diketahui mengidap sakit gula pada kakinya sejak setahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com